Sabtu, 24 Mei 2008

Harga BBM Naik? Sungguh Terlalu!

gaulislam edisi 032/tahun I (27 Jumadil Awwal 1429 H/2 Juni 2008)

Akhirnya, pemerintah menaikkan juga harga BBM mulai pukul 00.00 WIB tanggal 24 Mei 2008. Pengumuman kenaikan harga BBM untuk jenis bensin, solar, dan minyak tanah tersebut disampaikan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 23 Mei 2008 pukul 21.30 WIB. Waduh, ini sungguh informasi yang bikin sesak nafas bagi banyak kalangan. Teganya.. teganya.. teganya...

Bro, sebagai remaja kita bukan berarti cuek aja lho ngelihat dan ngerasain kondisi ini. Tapi kudu mulai berpikir jauh ke depan bahwa masalah ini adalah bagian dari dinamika kehidupan yang lambat-laun ngimbas juga ke kamu semua. Memang sih, kamu rata-rata tinggal nodong aja sama ortu untuk ongkos sekolah dan jajan. Namun, cobalah empati dikit aja bahwa ortu kita juga sangat pusing mikirin naiknya harga BBM ini. Bener lho, yang udah-udah juga ngimbas ke sektor lain. Misalnya naiknya ongkos transportasi, harga-harga sembako yang kompakan ikut naik, harga kertas juga iri jadi kepengen ikutan naik, dan kebutuhan lainnya pasti harganya naik dengan alasan “menyesuaikan”. Sementara, gaji ortu nggak naik, pendapatan seret, malah nggak imbang dengan pengeluaran. Jadinya, meski terlihat pada sebagian kalangan (seperti pedagang) ada peningkatan harga yang berpotensi untung, tapi pendapatan tetep aja segitu-gitunya. Ujungnya, jatah uang jajanmu dari ortu juga bakalan kena diskon tuh. Betul?

Sobat muda muslim, ini ironi banget. Sebab, kita hidup di tempat yang sebenarnya sumber daya alamnya melimpah, baik di darat maupun di laut. Tapi dalam pengelolaannya nggak maksimal. Malah anehnya yang memaksimalkan sumber daya alam negeri ini adalah pihak-pihak asing. Khusus untuk urusan minyak aja, Pertamina sebagai perusahaan pemerintah nggak begitu aja bisa langsung mengeksplorasi minyak bumi. Entah dengan alasan minimnya teknologi atau memang ada tekanan pihak asing, akhirnya untuk eksplorasi minyak mentah dan gas diserahkan kepada perusahaan-perusahaan asing macam Chevron, Total FinaElf, Shell, ExxonMobile, ConocoPhilips, Texaco, British Petroleum (BP), Unocal, PetroChina dsb.

Perusahaan-perusahaan asing itu dapat apa? Tentu dapat penghasilan yang gede dong. Mereka menguasai ladang minyak dan kilang minyak yang ada di negeri ini sekitar 92 persen. Sementara Pertamina cuma kebagian 8 persen aja. Parahnya, di tubuh Pertamina pun, saham pemerintah hanya 60 persen, dan sisanya dimiliki asing. Waduh!

Boys and gals, pemerintah ngasih alasan kalo naiknya harga BBM karena kenaikan harga minyak dunia yang sempat menyentuh angka 124 US dollar/barrel. Tentu ini rekor banget. Sebab, yang udah-udah cuma nyampe 70-an US dollar/barrel. Sehingga, menurut kacamata pemerintah, ini bakalan menggerogoti APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Nah, karena harga minyak ini selalu disubsidi oleh pemerintah (dan itu dimasukkan dalam hitungan di APBN), maka pastinya jumlah duit untuk menyeimbangkan neraca APBN bakalan tambah gede. Satu-satunya jalan, dan yang selama ini ditempuh adalah mencabut subsidi. Nah, karena yang gede itu adalah subsidi pemerintah terhadap BBM, maka subsidi di sektor inilah yang harus dimusnahkan.

Sekadar tahu aja, dalam APBN-P 2008 pemerintah mengalokasikan subsidi BBM sebesar Rp 126 triliun. Cukup gede memang. Ini dengan asumsi harga minyak dunia di bawah 100 US dolar per gentong (dalam bahasa perminyakan disebut barel). Ini yang sering jadi alasan pemerintah untuk sesegera mungkin nyari jalan pintas menyeimbangkan APBN dengan cara mencabut subsidi BBM karena dinilai terlalu besar. Jadi, hasil akhirnya menurut pemerintah adalah harga BBM ‘wajib’ dinaikkan. Sungguh terlalu!

Rakyat ‘disogok’ BLT?
Halah, selalu aja gini. Dulu waktu naikkin harga BBM pada Oktober 2005, pemerintah juga ngeluarin anggaran untuk BLT (Bantuan Langsung Tunai). Alasannya, sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM yang katanya tepat sasaran, yakni untuk kalangan masyarakat miskin. Padahal mah, meskipun dapetin BLT tiap bulan tapi kan harga-harga kebutuhan hidup tetap aja naik sebagai dampak dari kenaikan harga BBM waktu itu. Belum lagi pada faktanya pemerintah malah kebingungan karena penerima BLT juga nggak tepat sasaran karena datanya tak valid. Sampe-sampe mereka yang udah di alam kubur aja masih terdata sebagai penerima BLT. Walhasil, kacau-balau dah!

Sobat, BLT akhirnya jadi semacam ‘sogokan’ aja buat rakyat miskin biar mereka nggak protes terus dengan kenaikan harga BBM kali ini. Seharusnya seluruh rakyat sadar dan menyadari bahwa kondisi ini nggak ngejamin hidup mereka seterusnya. Sebab, bersamaan dengan harga BBM naik, maka bakalan terjadi efek domino, yakni efek ikutan akibat satu sektor naik. BBM naik, otomatis ongkos transportasi ikut naik. Bagi mereka yang usaha, maka kudu nambahi jatah beli solar dan bensin untuk ngangkut produk dan hasil usaha mereka untuk dipasarkan. Karena nggak mau rugi, maka harga produknya dinaikkan. Begitu sampe pasar, pedagang eceran juga naikkin lagi harga dan sampe ke konsumen pasti ikutan naik tuh harga. So, tetep aja duit dapet dari BLT bakalan cepet nguap lagi. Maka, penghematan Rp 35 triliun dari pencabutan subsisi yang akan dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan, salah satunya program BLT, jadi nggak ada apa-apanya. Apalagi dibatasin waktunya.

Selain sektor kebutuhan pokok yang naik akibat kenaikan harga BBM, maka sektor pendidikan, kesehatan, informasi, dan lain sebagainya bakalan ‘menyesuaikan’. Media cetak atau para penerbit pastinya kelimpungan dengan harga kertas yang kian naik tajam (bahkan udah duluan naik sebelum harga BBM melonjak). Mereka terancam gulung tikar dan masyarakat pun siap-siap miskin informasi. Maka, jangan heran kalo nanti beli buku pelajaran pun jadi mahal. Kalo yang punya duit palingan jadi kudu merogoh kocek makin dalam, sementara yang nggak punya duit atau ngepas dijamin nggak bisa beli tuh buku pelajaran. Bener-bener sengsara banget!

Itu sebabnya, adanya program BLT menurut Sultan Hamengku Buwono X nggak akan memecahkan persoalan kemiskinan. Bener juga sih. Sebab, nggak serta-merta rakyat jadi kaya mendadak. Malah, kesannya cuma mengalihkan perhatian masyarakat biar ada anggapan bahwa pemerintah masih pro rakyat kecil dengan adanya BLT ini. Gawat bener kalo sampe terjadi ‘penipuan’ kayak gini. Hmm.. nggak seindah waktu kampanye. Jadi inget lagu dangdut: “Kau yang berjanji, kau yang mengingkari...” Beeuuh..nekuk bener tuh!

‘Cerai’ aja ama kapitalisme!
Brur en Sis, kamu wajib tahu bahwa kondisi kita saat ini adalah akibat diberlakukannya sistem kapitalisme di negeri ini. Sistem kehidupan ini bukan saja merusak sektor ekonomi, tapi juga ngerusak gaya hidup kita sebagai muslim. Maklum, dengan akidah sekularismenya, kapitalisme berhasil ngacak-ngacak tatanan kehidupan kaum muslimin dan siapa pun untuk jadi sekuler, yakni pelaksanaan kehidupan dunia tanpa aturan agama. Sebab, yang jadi ukuran bukan lagi halal-haram, tapi asas manfaat. Itu artinya, meskipun perzinaan adalah haram dalam pandangan Islam, tetapi karena aktivitas itu mendatangkan manfaat berupa kekayaan materi, maka kapitalisme tetap memeliharanya. Wat margawat ta iye!

Nah, khusus dalam kasus krisis energi ini, pemerintah bukannya mencari solusi lain yang tidak terlalu memberatkan rakyat banyak, malah mencabut subsidi BBM yang sebenarnya bukan cuma memicu gejolak sosial tapi juga gejolak ekonomi, karena rakyat akan kian bertambah miskin. Pertanyaan yang harus diajukan adalah: apakah menaikkan harga BBM adalah satu-satunya jalan dan jalan terakhir untuk menyelamatkan keuangan negara?

Bro, minyak bumi itu adalah sumber energi yang nggak bisa diperbaharui dalam waktu dekat. Bahkan sebetulnya nyaris nggak bisa diperbaharui lagi. Kalo cadangan minyak ini habis, maka kudu siap-siap nyari sumber energi baru. Memang sih, cadangan minyak itu masih sampe puluhan tahun ke depan. Tapi kan kudu disiapkan dari sekarang kalo sewaktu-waktu energi tersebut habis. Konon kabarnya Indonesia tuh cuma memiliki ladang minyak 4 persen saja dari total cadangan minyak dunia.

Nah, salah satu energi alternatif yang kayaknya cocok untuk dikembangkan adalah nuklir. Nuklir for power tentu yang didahulukan, bukan nuklir for weapon. Memang sih dari sisi teknologi sangat mahal dan perlu keamanan tingkat tinggi. Tapi, bukan halangan kalo memang mau. Sebab negara seperti Iran, India, Amerika, dan Korea Utara saja, mereka sudah mengembangkan energi nuklir. Sekadar gambaran aja ya betapa dahsyatnya energi nuklir, saya pernah baca tulisan terapan tentang nuklir bahwa uranium yang sudah diperkaya dengan jumlah hanya 100 gram bisa menyalakan lampu pijar 100 watt nonstop selama 100 tahun. Fantastis banget kan?

Oke, sebelum bicara soal energi alternatif macam nuklir itu, pemerintah seharusnya bisa mengontrol kebijakan dalam migas (minyak dan gas) ini. Baik undang-undangnya maupun tata-niaganya.Harus ada revolusi total deh.

Pertama, harus dinasionalisasi tuh eksplorasi ladang-ladang minyak, jangan diserahkan ke perusahaan asing. Negara sebagai wakil kaum muslimin (rakyat) yang harus mengelola, karena energi tersebut milik rakyat. Rasulullah saw. bersabda: “Kaum muslimin itu berserikat dalam tiga perkara, dalam padang gembalaan, air dan api (energi)” (HR Abu Dawud)

Kedua, karena saat ini belum punya banyak kilang minyak untuk pengolahan minyak mentah menjadi bensin, solar dsb, maka ketika mengeskpor ke luar negeri untuk dijadikan BBM lalu diimpor lagi, musnahkan tuh para mafia minyak yang ternyata orang Indonesia sendiri supaya harga bisa ditekan. “Ekspor dan impor itu ada mafianya, dan hal itu yang memberatkan APBN. Maka itu, reformasi tata niaga migas perlu dilakukan. Hal itu yang memberatkan APBN,” ujar pengamat ekonomi Hendri Saparini (okezone.com, 18 Mei 2008)

Bro, yang terpenting dari semua itu adalah pemerintah wajib mengganti sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini dengan sistem Islam yang diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiyah jika mau problem ini selesai dengan tuntas. Sebab, udah terbukti kapitalisme tak mampu memberikan apapun kecuali kesengsaraan bagi mereka yang tak memiliki kekuasaan dan modal gede. Apa mau terus begini? [osolihin: sholihin@gmx.net]

salam #032

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, nggak terasa kita udah ada di bulan Juni lagi nih. Berarti udah ada di pertengahan tahun 2008. Usia gaulislam masuk 32 pekan. Semoga saja gaulislam selama ini bisa memberikan yang terbaik buat para pembacanya. Buletin ini kita harapkan bukan hanya sebagai pelengkap informasi keislaman bagi remaja, tapi kita ingin agar keberadaan gaulislam memang menjadi trendsetter dan ikon remaja muslim Indonesia. Menjadi rujukan siapa pun dalam mengenalkan Islam for teens. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, insya Allah gaulislam terus berbenah dan berusaha untuk tetap menjadi yang terbaik di kelasnya dalam memberikan wawasan dan informasi Islam bagi remaja. Doain juga ya.

Sobat muda muslim, kita seharusnya bisa berbangga diri lho dengan kemusliman kita. Jangan pernah merasa minder apalagi rendah diri. Nggak usah ragu atau bimbang dalam menunjukkan identitas kita sebagai seorang muslim yang benar dan baik. Memang sih, tampilan luar nggak jadi jaminan kalo kita tuh akan dinilai baik oleh orang lain. Mereka nggak bisa menyimpulkan bahwa kita itu adalah orang yang baik-baik atau sebaliknya hanya dilihat dari pakaian yang kita kenakan. Nggak bisa sembarangan, gitu. Sebabnya apa?

Sebab, untuk mengukur kepribadian seseorang itu hanya bisa dilihat dari pola pikir dan pola sikapnya. Seseorang dikatakan berkepribadian islami adalah: cara pandangnya Islam, dan perasaannya pun ikut Islam. Ok?

Salam,
Redaksi

animo #032

Assalamu’alaikum. Seorg tmn dr Bogor SMS aku. Ktnya ada bultin GI yg bhs mslh2 rmj. Aku trtrik llu bc di web GI. Wah, bnr, trnyta Islam bs dismpaikn dg ringan. Mksh yah!
Kaisha, Cirebon [+6285224257xxx]

’alaikumussalam Kaisha. Alhamdulillah. Smga kmu kian pinter & taat syariat Islam ya. Mksh dah mau bc GI.

Ass. Wr.Wb. GI. KreN abIZ. Ku MaU uSUl, gmn KAlo kMU msk ke SKul2 utk bwt acr training nls, gitu. Thx.
Ukhti Ami, Bangil [+6281331128xxx]

Wswrwb Ukhti Ami. Usulmu ckp bgs. But, utk smntr kt ga bs ngabulin usulmu. Abisnya, jauh banget! Hehe...

Assalaamu’alaikum. Trims GI ya. GArA2 kmu, aQ jd bs dpetin infrmsi bgs ttg ISLaM. Aq mrASa aWAlnYA GI tuh nm yg anEH, tP Aq skrG jd tahu alsn di BAlik nm GI tSb. Trnyt qt mmaNG hrs gAUl dg ISLAM dGn cr yg eNAk & mdh utK dipaHAmi. AQ slaLU doakan kAMU spy sukSES slALU.
Icha, Makasar [+6281537652xxx]

’alaikumussalam Icha. Hehehe... begitulah. Alhmadulillah slama ini GI brusaha utk lbih baik pd stiap pekannya dlm mmberikan informasi keislaman brkualitas. Mksh ya.

Ass. Wrwb. GI.... salam kenal dari aku ya. Dani. Aku kenal kamu saat googling nyari data. Eh, ketemu kamu. Stelah baca smua artikelmu di websitemu, aku salut sama kamu!
Dani, Jakarta [1945xxxxx@yahoo.com]

’alaikumussalam Dani. Slm knal jg. Slmat brtemu dg GI & smga bikin kamu tambah wawasan Islamya. Makasih.

Asmara Aktivis Rohis

gaulislam edisi 031/tahun I (20 Jumadil Awwal 1429 H/26 Mei 2008)

Anak Rohis juga manusia. Punya hati, punya rasa. Juga, tentu punya rasa suka dan bisa jatuh cinta. Huhuy! Justru kalo anak rohis nggak pernah bisa merasa jatuh cinta adalah kagak normal, atau jangan-jangan bukan makhluk hidup. Wacks! Ya iyalah, kalo masih merasa manusia sih ya pasti punya rasa cinta. Hewan aja punya kok. Selama masih hidup. Tapi tentu manusia punya aturan dalam mengekspresikan cintanya. Ada syariat yang harus ditaati. Kalo hewan nggak ada syariat yang harus mereka taati. Bener lho.

Kalo manusia sih untuk mencintai manusia lainnya harus jelas aturan mainnya. Kalo hewan? Nggak ada. Emang pernah dengar ada kambing jantan yang tertarik dengan kambing betina terus mereka mengikatnya dengan khitbah untuk seterusnya menikah dan diramein dengan pesta ngundang tamu dan diiringi hiburan nasyid? Hihihi.. film kartun kaleee!

Bro en Sis, karena aktivis Rohis (kerohanian Islam) juga punya rasa suka dan rasa cinta, pasti mereka pernah dong ngalamin yang namanya DDA alias debar-debar asmara. Meskipun dalam mengekspresikannya agak sedikit beda ama remaja umumnya. Kalo remaja umumnya langsung kenalan, terus janjian dan jadian deh dalam ikatan bernama pacaran. Kalo anak Rohis? Kalo untuk pacaran secara terang-terangan kayaknya jarang ada. Mungkin mereka malu. Tapi kalo yang dikamuflase dengan istilah “pacaran islami” kayaknya banyak deh. Ini juga sering dianggap sebagai pembenaran atas aktivitas yang dilakoninya. Halah!

Ngaji doyan, pacaran kuat
Nah lho, nggak salah nih ngasih subjudul? Hehehe... kamu jangan protes dulu dong. Banyak juga lho yang ngaji tapi pacarannya minta ampun kuatnya. Ini khusus berlaku buat yang ngajinya cuma ikut-ikutan or emang nggak paham. Termasuk yang ngerasa udah tahu tentang hukum Islam, tapi nggak sampe paham dan cuma teori doang, sementara praktiknya nol gede. So, cuma modal semangat aja, tanpa pengen paham lebih dalam. Kadang, ada juga lho yang emang nafsunya lebih gede ketimbang nalarnya. Maaf ye bagi yang kesinggung. Itu tandanya dirimu masih manusia. Ya iyalah, kalo monyet sih dihina ama dipuji tetep diem aja kagak ngarti, boro-boro tersinggung. Jadi, kalo masih tersinggung berbahagialah karena kamu masih manusia. Pletak!

Oya, gaya pacaran aktivis Rohis agak lain. Awalnya sih ukhuwah, tapi kebablasan jadi demenen. Mulanya cuma bergaul sesama pengurus pengajian, lama-lama muncul benih-benih cinta. Bersemi dalam dada dan melahirkan kerinduan. Huhuy! Ati-ati, bisa gaswat!

Sobat muda muslim, jangan heran or jangan kaget, sebab siapa pun orangnya, termasuk anak ngaji, bisa tumbuh dalam dirinya rasa cinta, rasa sayang, juga pengen memiliki begitu ngelihat lawan jenisnya. Ser-seran aja dalam dada kalo kebetulan bertemu di masjid or di perpustakaan. Bergetaran dalam jiwa (apalagi kalo ditambah naik bajaj, dijamin vibrasinya lebih kuat tuh! Halah!). Pokoknya, seperti ada yang bergejolak dalam hati. Tapi sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata (cieee…). Pokoknya, bikin jantung berdetak dua kali lebih kenceng deh. But, itu wajar kok. Namanya juga manusia. Suer.

Malah boleh jadi, kalo iman kamu nggak kuat-kuat amat, bisa-bisa kecemplung melakoni aktivitas pacaran layaknya mereka yang masih awam dengan ajaran Islam. Maklumlah sobat, kalo nafsu udah jadi jenderal, akal sehat jadi keroconya. Celaka dua belas euy!

Saat cinta mulai bersemi
Cinta itu ibarat jelangkung. Datang nggak dijemput, pulang pun nggak dianter. Suka tiba-tiba aja datangnya. Udah gitu, nggak mengenal status lagi. Mau doi pelajar, guru, tokoh masyarakat, anak ngaji, ulama, dan bahkan kepala negara. Cinta bakalan tumbuh di dada mereka. Kamu masih inget kali ye kasusnya Bill Clinton dan Monica Lewynski? Hmm.. itu perselingkuhan yang mengguncang Gedung Putih beberapa tahun lalu. Geger seisi dunia. Awalnya, jelas rasa cinta. Meski akhirnya disalip oleh hawa nafsu.

Hati-hati lho, anak ngaji juga bisa tergoda saat cinta mulai bersemi. Ehm..ehm.. (ditambah pura-pura batuk nih) kamu jadi sering tampil klimis kalo pergi ke sekolah or kampus. Dandanan jadi rapi jali. Pendek kata, pengen tampil beda dan sempurna di hadapan sang pujaan hati. Sering terjadi lho. Cinta lokasi sesama aktivis pengajian. Wajar euy, sebab cinta itu naluriah. Udah built-in saat manusia diciptakan oleh Allah Swt. Dalam salah satu firmanNya disebutkan:”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,” (QS Ali Imraan [3]:14)

Cuma masalahnya, saat cinta mulai bersemi, jarang ada yang bisa bertahan dari godaannya yang kadang menggelapkan mata dan hati seseorang. Jangan heran dong kalo sampe ada yang nekat pacaran. Wah, aktivis pengajian kok pacaran? Malu atuh!

Kalo udah gitu, bisa ngerusak predikat tuh. Bener. Sebab, serangan kepada orang yang dianggap tahu dan paham agama lebih kenceng. Jadi kalo ada aktivis pengajian (anak Rohis) yang pacaran, orang di sekililing mereka dengan sengit mengolok-olok, mencemooh, bahkan mencibir sinis. Kejam juga ya? Bandingkan dengan orang yang belum paham agama, atau nggak aktif di organisasi kerohanian Islam, biasa-biasa aja tuh. Sobat, inilah semacam ‘hukuman sosial’ yang kudu ditanggung seseorang yang udah dipandang ngerti. Padahal, sama aja dosanya. Tapi, seolah lebih besar kalo itu dilakukan oleh aktivis pengajian. Gawat!

Jadi hati-hati deh, jangan sampe kamu kebablasan jadi demenan, padahal kamu niat awalnya mau menjalin ukhuwah sesama aktivis Rohis. Jadi, jelas emang kudu ada aturan mainnya. Nggak sembarangan bergaul, lho.

Jangan main api dong!
Iya, bara bisa jadi api yang berkekuatan besar dalam membakar apa saja yang ada di hadapannya, manakala kita rajin ngipasin. Makanya, jangan main bara api nafsu, bisa berabe dan bikin banyak dosa. Kejahatan terjadi bukan karena niat pelakunya saja, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! (hei! kok kayak Bang Napi sih? Hihihi...). Gaul bebas bisa bablas euy!

Oke deh, supaya gaul kamu sesama aktivis pengajian selamat di dunia dan di akhirat, ada beberapa poin yang kudu diperhatikan. Jangan sampe ukhuwah malah berubah jadi pacaran.

Pertama, kurangi frekuensi pertemuan yang nggak perlu. Memang, kalau sudah cinta, berpisah sejam serasa 60 menit, eh maksudnya sewindu (lama amat! Hiperbolis nih!). Bawaannya pengen ketemu melulu. Ini nggak sehat, Bro. Perbuatan seperti itu bukannya meredam gejolak, tapi akan memperparah suasana hati kita. Pikiran dan konsentrasi kita malah makin nggak karuan. Selain itu bukan mustahil kalo kebaikan yang kita kerjakan jadi tidak ikhlas karena Allah. Misal, karena si doi jadi moderator di acara pengajian, eh kita bela-belain datang karena pengen ngeliat si doi, bukan untuk nyimak pengajiannya itu sendiri.

Yup, kurangi frekuensi pertemuan, apalagi kalau memang tidak perlu. Kalo sekadar untuk minjem buku catatan, ngapain minjem pada si doi, cari aja teman lain yang bisa kita pinjam bukunya. Lagipula, kalo kamu nggak sabaran, khawatir ada pandangan negatif dari si doi. Bisa-bisa kamu dicap sebagai ikhwan agresif atau akhwat yang genit. Zwing...zwing.. gubrak!

Kedua, jangan ‘menggoda’ dengan gaya bicara dan penampilan yang gimanaa.. gitu. Jadi jangan saling memberi perhatian. Bisa-bisa diterjemahkan lain lho. Ati-ati deh. Firman Allah Swt. (yang artinya):”Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan), nanti orang-orang yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang baik. “ (QS. al-Ahzab [33]: 32)

Ketiga, menutup aurat. Nggak salah neh? Kalo aktivis kan udah ngeh soal itu Bang? Bener. Harusnya memang begitu. Tapi, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara mengenakan busana sesuai syariat. Akhwatnya masih pake kerudung gaul yang ‘cepak’ abis! (kalo yang bener kan ‘gondrong’. Maksudnya lebar gitu lho.). Iya, kerudungnya aja modis banget. Pake gaya dililit ke belakang, dan untung aja nggak ditarik lagi ke atas (gantung diri kalee..). Terus, bibirnya dipoles lipstik tebel-tebel. Bedakannya menor pula. Minyak wanginya? Bikin ikan sekolam teler! (apa hubungannya?)

So, buat para akhwat, jangan tabarujj deh. Duh, kebayang banget lucunya kalo aktivis pengajian tabarujj alias tampil pol-polan dengan memamerkan kecantikannya. Allah Swt. berfirman: “...dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS al-Ahzab [33]: 33)

Keempat, kurangi berhubungan. Mungkin ketemu langsung sih nggak, tapi komunikasi jalan terus tuh. Mulai dari sarana ‘tradisional’ macam surat via pos, sampe yang udah canggih macam via telepon, HP, dan juga internet. Wuih, ketemu langsung emang jarang, tapi kirim SMS dan nelponnya kuat. Apalagi kalo urusan chatting, pake ada jadwalnya segala. Udah gitu, kirim-kirim e-mail pula. Hmm... jadi tetep berhubungan kan? Emang sih bukan masuk kategori khalwat. Tapi itu bikin suasana hati makin nggak kondusif karena mikirin si dia aja. Nggak percaya? Don’t be tried! Jangan dicoba!

Kelima, jaga hati. Ya, meski sesama aktivis Rohis, bisikan setan tetap berlaku. Bahkan sangat boleh jadi makin kuat komporannya. Itu sebabnya, kalo hatimu panas terus karena panah asmara itu, dinginkan hati dengan banyak mengingat Allah. Mengingat dosa-dosa yang udah kita lakukan ketika sholat dan membaca al-Quran. Firman Allah Swt.: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang.” (QS ar-Ra’du [13]: 28)

Oke deh, kamu udah punya modal sekarang. Hati-hatilah dalam bergaul dengan teman satu pengajian. Jaga diri, kesucian, dan kehormatan kamu dan temanmu. Jangan nekat berbuat maksiat. Kalo udah kebelet, (emangnya buang hajat?) segera menikah saja kalo emang udah mampu. Kalo belum mampu karena masih sekolah? Banyakin aktivitas bermanfaat dan seringlah berpuasa.

Emang sih kalo pengen lebih mantap solusinya, kudu ada kerjasama semua pihak; individu, masyarakat dan juga negara. Hmm.. soal cinta juga urusan negara ya? Yup, negara wajib meredam dan memberantas faktor-faktor yang selalu ngomporin masyarakat untuk berbuat yang negatif. Jadi, jangan sampe ukhuwah kita berubah jadi demenan! Pokoknya, malu atuh kalo ngajinya getol, tapi pacaran juga puool. Catet yo![solihin: www.osolihin.wordpress.com]

salam #031

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Bro en Sis, ketemu lagi deh ama kita-kita. Semoga jalinan komunikasi yang kita bangun ini bisa mempererat tali ukhuwah di antara kita. Info yang gaulislam berikan semoga bisa menambah kuantitas dan kualitas wawasan tentang Islam buat kamu semua. Khususnya yang berkaitan dengan remaja dan Islam. Insya Allah, kita akan senantiasa bersama sekaligus bersatu dalam memperjuangkan Islam dengan cara yang benar dan baik.

Memang sih, saat ini Islam kayaknya bukan lagi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan ini. Islam saat ini hanya dijadikan pelengkap kehidupan. Itu pun hanya berhubungan ketika ada peringatan hari besar Islam atau hanya ada di masjid dan di pengajian-pengajian saja. Islam nggak nampak dalam kehidupan sehari-hari secara jelas dan tegas ‘diperagakan’ oleh kaum muslimin. Kehidupan di tempat kerja, di sekolah, di pasar, dan di pemerintahan sangat kecil penampakan Islamnya, jika nggak mau dikatakan nol. Gimana nggak, di rumah dan di masjid mah tampak islami dengan balutan mukena saat shalat, eh pas di sekolah malah tuh rambut dibiarin terbuka, aurat lainnya malah ditampakkan dengan sangat bangganya. Lha, ini namanya Islam cuma sebatas ibadah ritual aja. Ini nih yang namanya sekuler itu. Bahaya euy!
Itu sebabnya, gaulislam insya Allah akan senantiasa mengajak kamu semua untuk merenung, memikirkan, dan menggalang aksi bersama untuk mengkampanyekan indahnya Islam. Yuk, jadikan Islam sebagai cara hidup.

Salam,
Redaksi

animo #031

Assalamu’alaikum. Terima kasih banyak untuk kru GI semuanya. Setiap pekan aku selalu menantikan kehadiran GI. Sebab, GI mampu memberikan informasi Islam yang bagus dan sangat mencerahkan bagi kaula muda. Teruslah berjuang di jalan Allah, saudara-saudaraku!
Chika, Jakarta [cantikxxxxx@telkom.net]

’alaikumussalam Chika. Wah, trm ksh ats apresiasimu kpd GI ya. Alhamdulillah, smga kt ttp brsma dlm iktn Islam ini. Smga Allah Swt. mmbrkahi kt smua. Amin.

Ass. Wr.Wb. GI, meski aku baru kenal kamu edisi 023, ttg Ayat-Ayat Cinta itu, tapi aku merasa bahwa kamu tuh emang peduli sama remaja dan Islam. Jeli banget maparin fakta dan solusinya pasti islami. Gaya bahasa juga oke.
Kiki, Bengkulu [r4f4xxxxx@yahoo.co.id]

Wswrwb Kiki. Alhamdulillah, nmbh lg nih pmbca GI. Smga Allah mnyegerakan kebangkitan Islam ini. Semangat!

Assalaamu’alaikum. GI, eds kmrn qu ga kbagian. Kburu abiz di skulku. Aduh, tmbhin donk biar bnyak!
Intan, Bekasi [+628568420xxx]

’alaikumussalam Intan. Halah, kasihan banget. Cb aja usul ke agenmu spy nmbh GI-nya gitu ya. Mksh.

Ass. Wrwb. Edisi 028 ttg rmja dakwah bgs bngt bwt + smangatku tuk dkwah. Doain aku lulus UN ya!
Bagas, Serpong [+628888118xxx]

’alaikumussalam Bagas. Alhamdulillah. Smga artikel2 GI bs mmbuatmu makin srius bljar Islam. Makasih ya.

Minggu, 18 Mei 2008

Bangsa Iseng bin Usil

gaulislam edisi 030/tahun I (13 Jumadil Awwal 1429 H/19 Mei 2008)


Minggu lalu kamu-kamu yang punya ponsel mungkin sem-pet ketar-ketir. Pasalnya, beredar isu penyantetan lewat SMS. Sahibul isu bilang kalo si penerima membaca SMS itu maka layar ponselnya bakal meme-rah dan kemudian si pemba-canya bakal pingsan bahkan mati. Terang aja siapa yang kagak takut dapat kabar kayak gitu.

Banyak pengguna ponsel kemudian minta kejelasan soal SMS itu kepada pemerintah. Apalagi isu SMS santet itu sampai ngebawa-bawa nama sebuah operator seluler yang baru beroperasi. Wah, akhirnya pemerintah turun tangan dan para operator ponsel pun ngasih penjelasan kalo SMS itu aman dan nggak berbahaya buat manusia.

Alhamdulillah, dalam itungan hari, akhirnya isu SMS santet itu berakhir. Ternyata pelakunya seorang remaja yang iseng ngirim SMS berisi ancaman santet kepada teman-temannya. Entah gimana ceritanya SMS itu ke-forward ke banyak orang en jadinya bikin geger. Si remaja itu akhirnya diciduk kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Negeri iseng
Bukan sekali dua kali kejadian iseng bikin susah banyak orang. Kalau dulu para pelaku surat kaleng, yakni surat yang kagak jelas siapa pengirimnya, kini berkat kecanggihan teknologi keisengan itu pake telepon atawa SMS. Yang paling sering telepon en SMS gelap itu berisi ancaman bom lewat SMS. Mall, gedung perkantoran swasta, kantor pemerintah sampe sekolahan pernah diancam bom lewat SMS. Yang paling parah ketika ada orang ngirim ancaman bom itu ke rumah sakit. Kebayang kan, kayak apa paniknya pasien, dokter, en perawat ketika tempat mereka diancam bakal diledakkin. Untung aja para jenazah yang ada di kamar mayat nggak ikutan panik. Wacks!

Ngomongin soal iseng, keisengan orang di sekitar kita emang macem-macem. Ada yang suka iseng mencet bel rumah orang terus kabur, ngumpetin sendal temen waktu sholat di masjid, iseng mesen makanan pake layanan antar tapi dengan alamat palsu, sampai yang bikin laporan palsu ke nomor pemadam kebakaran. Tujuannya, apalagi kalo pengen ketawa-ketawa dari ngerjain orang.

Menghibur diri sih sah-sah aja. Tapi kalo iseng itu ternyata udah bikin susah orang lain, apalagi masyarakat, nah itu namanya keterlaluan. En kayaknya keisengan orang – khususnya remaja – makin hari makin ngawur. Bayangin aja, siapa yang nggak bakal panik mendengar tempat kerjanya mau dibom. Gimana juga tegangnya aparat keamanan mengamankan tempat kejadian. Iseng bin usil kayak gitu terang aja bikin susah banyak orang.

Keisengan yang ngawur dan bikin urat syaraf tegang juga jadi tontonan di layar kaca. Sebagian emang udah nggak nongol lagi, tapi muncul lagi yang lain. Sebut aja acara yang pernah tayang macam Paranoid, Emosi, MOP (Mbikin Orang Panik), dll. Acara-acara itu abis-abisan ngerjain orang sampai takut setengah mati atau marah banget. Sampai akhirnya beberapa tahun silam ada acara yang kena batunya, yakni seorang polisi dipecat dari jabatannya karena ikutan dalam acara itu. Nah, kalo udah begini nggak lucu lagi kan jadinya.

Tayangan-tayangan iseng dan usil itu intinya adalah bikin “penonton tertawa di atas derita orang lain”. Menurut pengamat pertelevisian dan sosial kemasyarakatan, tayangan macam itu bikin empati kita pada orang lain jadi tipis. Tahu kan apa itu empati? Yang jelas bukan singkatan empal ama ati. Empati itu artinya adalah turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Misalnya nih, kita ikutan sedih manakala ngeliat orang lain ketiban musibah. Juga merasa susah ketika ngeliat orang lain kesusahan.

Nah, gimana kita bisa berempati pada orang lain, kalo kita justru dibikin supaya ketawa ngeliat orang lain dikerjain. Yang ada, masyarakat malah ketularan untuk ngerjain orang lain demi kepuasan diri sendiri. Termasuk telepon dan SMS gelap yang menurut mereka sih untuk bercanda. Kalo kita udah nggak lagi punya empati, wah kita nggak bakal sungkan lagi menjadikan penderitaan orang lain sebagai bahan tertawaan kita. Bukan cuma itu, perbuatan yang lebih ‘kejam’ lagi bisa juga dilakukan. Apa? Vandalisme! Ih, apaan tuh?

Vandalis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, vandalisme artinya adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb.).
So, kalo udah nggak punya perasaan sama orang lain, maka nggak cuma bernafsu ngerjain orang lain, tapi juga kepengen rusak barang orang. Nah, kelakuan macam ini juga yang kayaknya ampir jadi budaya di tanah air. Coba deh itung, berapa fasilitas umum yang rusak di sekitar kita; corat-coret di tembok, telepon umum yang jebol, pintu dan jendela kereta yang rusak, traffic light yang dirusak, dsb.

Tengok juga kelakuan brutal para suporter sepakbola kita. Meski ada juga yang tertib, tapi masih lebih banyak yang suka rusuh. Jangankan kalah, kalo menang aja suka pada ngamuk. Mau fasilitas di stadion, kendaraan pribadi apalagi kendaraan umum seperti bus dan kereta sering jadi sasaran pengrusakan penonton. Belum lagi kebiasaan tawuran antar suporter. Wuih, pokoknya ngeri banget deh.

Terus nih, pencurian sarana-sarana umum yang penting, cukup sering terjadi lho di tanah air. Pencurian kabel telepon, motong saluran air PAM, bahkan pernah kejadian menara listrik digergaji oleh orang nggak bertanggung jawab.

Yang lebih parah, nggak sedikit orang yang ngerjain itu semua, nggak mikirin keselamatan orang lain. Mungkin kamu masih inget kasus pencurian peralatan sinyal milik PT Kereta Api Indonesia, juga pencurian baut-bautnya, sampai motong rel kereta api. Demi duit yang kayaknya nggak seberapa, ada lho orang yang tega ngerusak milik umum en mengancam ratusan nyawa orang lain.

Emang sih, sebagian pengrusakan itu ada yang bermotif ekonomi. Di jaman krisis kayak gini, kalo perut udah laper, apapun digasak. Apalagi BBM udah bakal dinaikkan ama pemerintah, makin banyak aja orang dibikin sengsara ama penguasa. Sayangnya, pelakunya hanya mikirin perut mereka sendiri, tapi lupa ama nyawa orang lain. Betul kata Imam Ali ra., “Kemiskinan itu dekat pada kekufuran.”

Tapi, ada juga pengrusakan itu karena iseng belaka. Di Lampung, pernah kejadian rangkaian gerbong kereta api terputus karena sambungannya sengaja dilepas oleh sejumlah remaja iseng. Akhirnya rangkaian yang lepas itu ditabrak kereta yang berada di belakangnya.
Kalo kamu pengguna jasa kereta api – seperti Kereta Listrik Jakarta-Bogor —, suka ada aja orang di luar kereta yang iseng melem-pari kereta. Ada yang pake telor busuk, adakalanya batu juga ikutan ngelayang. Zwing! Pletak! Kebayang kan kalo tuh batu kena kepala penumpang. Nggak cuma benjol, tapi bisa bikin kepala bocor dan pastinya berdarah-darah.

Lagi sakit
Bro en Sis, bercanda dengan orang lain untuk menghibur diri boleh-boleh aja. Rasulullah saw. acapkali bercanda bersama para sahabat atau keluarganya. Beliau juga pernah lho berkata pada seorang nenek bahwa di surga tak ada orang lansia (lanjut usia). Ketika nenek itu bersedih, Rasulullah saw. lalu menjelaskan bahwa di surga semua orang dikembalikan pada usia muda.
Bercanda yang dilakukan Rasullah saw. tujuannya untuk menghibur diri juga menambah keakraban. Bukan untuk bikin malu orang lain apalagi bikin takut. Kalo sampai bikin orang lain takut, itu mah udah dzalim. Dan umat Islam kudu menjauhinya.Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim adalah yang sesama muslim selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR Bukhari-Muslim)

Juga sabdanya, “Sesungguhnya orang yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang dijauhi manusia karena takut akan kejahatannya (kekasarannya)” (Muttafaq ‘alayhi)

Perlu dicatet juga, bercanda tujuannya bukan untuk “bahagia di atas derita orang lain”. Malu deh kalo jadi orang Islam kalo sampai tega berbuat kayak begini. Sabda Nabi saw. “Engkau tidak boleh menampakkan gembira atas kesusahan yang menimpa saudaramu. Bisa jadi Allah akan memberi rahmat kepadanya dan memberikan ujian kepadamu.” (HR at-Tirmidzi)

Dalam bercanda juga pantang untuk berbohong. Bohong bin bokis itu kejahatan di mata Allah dan manusia. Sabda Nabi saw.: ”Kalian harus menjauhi dusta, karena dusta akan bersama dengan kejahatan, dan keduanya ada di neraka.” (HR Ibnu Hibban)

Jangan lupa, berbohong itu juga termasuk tanda-tanda kemunafikan. Hii…mau disebut munafik? Nggak lha yaw. Berbohong itu ya termasuk di dalamnya lewat surat kaleng, SMS, telepon gelap, atau email.

Dalam Islam, pelaku iseng kayak begitu, pantas masuk pengadilan dan diganjar hukuman yang setimpal. Apalagi kalo sampai memba-hayakan orang lain. Pokoknya kudu ditumpas, pas, pas! Sampe ke akar-akarnya deh!

Apa yang sekarang ini marak; iseng dengan berbohong – apalagi ngebohongin banyak orang —, nakut-nakutin orang lain pake ancaman, atau ngerusak fasilitas umum maupun pribadi, adalah sebagian tanda kalo bangsa ini lagi ‘sakit’. Penyebabnya apalagi kalo bukan sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan. Virus sekularisme ini bikin orang nggak lagi mikir bahwa Allah Maha Melihat dan bakal membalas semua perbuatan hamba-hambaNya. Mereka mikir, kalo Allah nggak bakal tahu perbuatan mereka karena tersembunyi. Mereka juga mikir kalo nggak bakal ada balasan dari Allah. Padahal mah Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Jika ada padamu sesuatu sebesar biji sawi berada di dalam batu, atau di langit, atau di bumi maka Allah akan membalasnya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman [31]: 16)

Sekularisme juga bikin banyak jadi kapitalis. Nah, salah satu ciri kapitalis adalah suka mengeksploitasi kesusahan orang lain, and then tertawa di atasnya. Derita orang dianggap komoditi yang layak jadi tontonan bahkan dijadikan duit alias diperdagangkan.

So, SMS ‘santet’ itu bukanlah yang terakhir yang bakal mengguncang banyak orang. Selama umat muslim di Indonesia masih betah dengan sekularisme-kapitalisme, selama itu pula teror keisengan en keusilan bakal terus ada. Itu hanya bisa diberantas dengan ngeberantas dulu biangnya; sekularisme en kapitalisme.

Buat kita-kita, nggak pantes deh bikin orang lain susah lalu kita hepi di atasnya. Itu ciri kaum kapitalis, Bro! bukan ciri seorang muslim. Percaya deh! [iwan januar]

salam #030

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Apa kabar sobat muda muslim semuanya? Semoga kabar baik semuanya ya. Tetap pula untuk istiqamah di jalan kebenaran Islam dan senantiasa semangat mengisi hari-hari dengan amal shalih untuk bekal kita di akhirat kelak. Amin. Semoga saja pertemuan rutin tiap pekan di antara kita ini diberkahi oleh Allah Swt. Semoga seringnya kita bertemu dibarengi dengan kualitas di setiap pertemuan. Selalu ada informasi tambahan buat kamu semua dari apa yang gaulislam berikan. Insya Allah, masukan dari kamu juga buat gaulislam selama ini menjadi senjata kami untuk senantiasa semangat mempertahankan kualitas dan berupaya meningkatkannya lagi pada edisi-edisi seterusnya. Makasih banget buat kamu semua yang bela-belain ngasih masukan ke kita, ya.

Sobat, karena banyaknya SMS dan e-mail yang masuk ke redaksi dengan menghubung-hubungkan antara gaulislam dengan buletin yang pernah ada, yakni STUDIA, maka kami perlu menjelaskan ulang bagi yang belum ngeh. Kami sampaikan bahwa gaulislam bukanlah nama baru dari STUDIA atau pengganti STUDIA. Jika pun rasa dan gaya penulisan yang mirip, bahkan sama, itu hanya karena redaktur dan editornya memang pernah menangani buletin STUDIA. So, terimalah kita apa adanya ya. Kalo pun ada kesamaan gaya dan bahasa dengan STUDIA, itu persoalan yang sulit kami hilangkan mengingat editor dan redakturnya sudah nyetel dengan gaya remaja. Semoga ada manfaatnya. Oke? Semangat!

Salam,
Redaksi

animo #030

::animo::
Assalamu’alaikum. Mksh bwt GI. Aq sngt trkesan dg edisi 028 & 029. Pas bngt dg info yg kuinginkan. Sukses bwt GI!
Indri, Tajur [+6285213544xxx]

’alaikumussalam Indri. Terima kasih. Alhamdulillah. Smga GI bnar2 ngasi manfaat besar bg siapapun. Amin.

Asslm. Wr.Wb. Aq usul nich, gmn klo GI bhs soal pacaran pd umumnya & pcran islami tuch ada ga sich? Thx ya.
Weningasih [+628567403xxx]

Wswrwb Weningasih. Hmm.. sbnrny nih topik sering bnget kita bhs. I.Allah, nyari momen dl ya. Mksh ya.

Assalaamu’alaikum. Salam aja buat Kang Iwan, Kang Oleh dan Mbak Ria F, salut buat kalian. Buku-bukunya keren2. Sekarang barengan nulis di GI, makin oke deh GI. Bravo!
Santy, Yogyakarta [santxxxxx@plasa.com]

’alaikumussalam Santy. Waaah.. jd pd geer neh kita2 di sini. Mksh ya bwt kamu yg udah bela2in bc GI. Enjoy!

Asslm. Wrwb. Sebenarnya GI tuch bacaan yang baru aku kenal. Aku pernah baca kamu dari sebuah mailing list. Awalnya aku anggap buletin biasa, tapi setelah beberapa pekan, aku jadi ketagihan baca kamu. Sebab, nyaris tak ada tema yang gak kamu garap. Bagus2 lagi. Sekarang, aku merasa yakin kalo kamu bisa bersaing dengan media lain. Aku dukung selalu dan aku doakan sukses selalu.
Priyo, Surabaya [f4r4sxxxxx@gmail.com]

’alaikumussalam Priyo. Speechless deh baca e-mailmu. Ehm.. cuma bisa bilang alhamdulillah en makasih ya...

Senin, 12 Mei 2008

Ngintip Pelacuran ABG

gaulislam edisi 029/tahun I (6 Jumadil Awwal 1429 H/12 Mei 2008)


ABG (Anak Baru Gede) adalah sebutan bagi remaja usia belasan tahun. Istilah kerennya sih teenager. Usia yang menurut para pakar psikologi berada di saat rawan karena penuh pemberontakan dan pencarian jati diri. Usia yang ibarat kembang yaitu sedang mekar-mekarnya, indah. Nah, keindahan inilah yang seringkali disalahgunakan untuk hal-hal yang nggak bener. Melacurkan diri adalah salah satunya.

Ketika browsing internet untuk mencari data tentang pelacuran ABG ini, saya langsung terhenyak. Mulai blog pribadi yang dikelola amatiran hingga media selevel Tempo, semuanya menyediakan data dan laporan lengkap tentang seluk beluk dunia esek-esek ala ABG ini. Seragam putih-biru alias SMP dan putih abu-abu atau SMA, lengkap ada semua. Mulai layanan tingkat amatir dengan harga cuma dibelikan makan siang hingga yang profesional sejumlah ratusan ribu bahkan jutaan, lengkap tersaji.

Saya pun memandang monitor komputer dengan nanar, bagaimanakah masa depan bangsa ini dengan polah ABG seperti ini? Tapi, tak ada masalah hadir tanpa solusi. So, kita telusuri yuk fenomena keberadaan pelacuran ABG ini untuk ditemukan akar masalahnya sehingga bisa dilakukan treatment untuk pengobatannya. Yuuuk!

ABG sayang, ABG malang

Melalui sejumlah wawancara dan investigasi, banyak di antara para ABG yang memutuskan dirinya melacur itu karena alasan ekonomi. Biaya sekolah yang mahal, harga buku yang tak murah serta kebutuhan hidup lainnya yang mendesak menjadi salah satu alasan yang dipilih untuk diberikan. Apalagi bila menjelang ujian yang jelas-jelas ada tagihan ini-itu dari pihak sekolah, walhasil jalanan jadi rame dipenuhi para ABG yang menjajakan diri.

Di antara mereka ada yang melakukannya tanpa sepengetahuan keluarga, tapi tidak sedikit yang mendapat restu orangtua. Bahkan ada seorang ibu yang sengaja menyelipkan kondom ke tas sekolah anaknya bila mereka akan keluar rumah. Nadzhubillah.

Kesulitan ekonomi bukan menjadi satu-satunya alasan para ABG jual diri. Tidak sedikit juga yang berasal dari kalangan atas bahkan ada anak pejabat terkenal yang sering muncul di TV nasional. Ketika diwawancarai, ia berkilah bahwa yang dilakukannya itu sebagai protes terhadap ayahnya yang jarang berada di rumah.

Tergiur gaya hidup yang konsumtif biar nggak dianggap kuno sama teman-teman sebaya juga bisa menjadi faktor yang lain. Punya HP keluaran model terbaru, MP4 Player, tas dan baju keluaran butik terkenal, jalan-jalan ke mal, bisa membuat para ABG lupa daratan. Persaingan antar teman juga bisa dijadikan alasan. Wih..si A kemarin habis jalan bareng sama om-om keren, si B nggak mau kalah hari ini menggandeng eksekutif papan atas ibu kota. Habis dikecewakan dan dinodai mantan pacar juga disebut-sebut sebagai alasan favorit para ABG ini. Ya, seabreg alasan bisa diberikan kalau sekadar sebagai pembenaran untuk perbuatan yang nggak bener. Ckckck...

Yuk berbenah!

Bro en Sis, kebebasan berekspresi dan bertingkah laku adalah sandaran yang tak dapat diganggu-gugat selama masyarakat masih menganut paham demokrasi ini. Para ABG ini pun sedang menyalurkan kebebasan sehingga payung hukum mana pun tak dapat menjeratnya. Paling pol yang bisa dilakukan pemerintah setempat adalah alasan usia yang masih di bawah umur. Lha kalo umur sudah cukup untuk melacur, pemerintah mau apa? Bahkan hukum pun telah ada dan sengaja dibuat untuk melindungi mereka yang menyebut dirinya sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).

Kebebasan lain yang diusung oleh demokrasi adalah bebas dalam kepemilikan. Harta bisa dimiliki dengan cara apapun juga, termasuk jalan haram sekalipun. Tak heran, bila lokalisasi prostitusi menjadi legal bin sah dalam kondisi seperti ini selama negara diuntungkan dari tarikan pajaknya. Apalagi bila dalih favorit yang sering dipakai alasan mulai dikeluarkan ‘keberadaan lokalisasi memberi nafkah pada banyak lapisan masyarakat’. Ciloko tenan kalo sudah begini.

Kita nggak mungkin tinggal diam dengan maraknya fenomena pelacuran ABG. Karena sungguh adzab Allah tidak saja akan menimpa mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi, tapi semua bakal kena termasuk mereka yang alim. Allah Swt. berfirman:

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya.” (QS al-Anfaal [8]: 25)

Apalagi dalam keadaan ini, para ABG hanyalah korban dari sistem rusak yang sedang berlangsung di tengah-tengah kita. Jadi sayang sekali bila generasi muda tidak diselamatkan sejak dini mulai detik ini.

Peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para guru harus digalang. Orangtua tak bisa menimpakan pendidikan anak-anaknya melulu kepada pihak sekolah saja. Begitu juga sebaliknya. Kedua elemen ini harus bahu-membahu meningkatkan kepedulian terhadap para ABG ini. Kepedulian ini pun harus ada ujud nyatanya dengan melakukan pendekatan kepada individu-individu ABG.

Akan lebih baik bila kedua elemen ini mengajak institusi keislaman yang jelas-jelas visi dan misinya mengerti masalah remaja. Tidak bisa dipungkiri usia orangtua dan guru yang termasuk ‘angkatan lama’ mengalami kendala dalam memahami gejolak jiwa remaja. Para ABG ini butuh sosok yang memahami dunia mereka dan berjalan mengiringi proses kedewasaan mereka. Sehingga tak perlu ada sikap ketakutan tanpa dasar pada pihak orangtua atau guru bila ada sosok yang peduli dengan dunia remaja. Waspada memang perlu tapi hendaklah disertai dengan sikap bijak. Berkomunikasi dan ‘sharing’ visi misi adalah langkah bijaksana daripada melarang tanpa alasan munculnya mereka yang berusaha peduli untuk menyelamatkan generasi ini.

Selalu ada ‘Second Chance’

Selama nafas masih ada dalam diri kita, tak pernah ada kata terlambat untuk bertaubat. Begitu juga bila kamu menemui atau mempunyai teman yang pernah menempuh keadaan di atas, maka janganlah dicibir atau dijauhi. Dekatilah mereka dengan kasih sayang dan tanpa ada prasangka. Karena selalu ada kesempatan lain dalam kehidupan bila kita memang benar-benar berniat untuk berubah. Ulurkan persahabatan tulus pada mereka yang telah sadar dan mau berubah. Namun bila yang terjadi adalah sebaliknya, dalam artian para ABG ini tak berniat kembali ke jalan yang benar, maka sungguh, Allah telah melihat upayamu dan bukan hasilmu.

Permasalahan ini memang tak bisa diselesaikan secara individual saja. Tak akan cukup hanya melibatkan pihak orangtua, para guru dan pihak sekolah, serta orang-orang yang peduli dengan masa depan remaja, namun dibutuhkan lebih daripada itu. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan pengurus urusan rakyatnya harus juga peduli terhadap keselamatan moral dan akhlak generasi muda. Fakta di lapangan banyak berbicara bahwa maraknya pelacuran ABG melibatkan para oknum yang seharusnya melindungi tapi malah menarik untung dari transaksi haram ini.

Sindikasi perdagangan ABG untuk dilacurkan juga harus ditindak dengan setegas-tegasnya. Bukan seperti yang terjadi sekarang ini, oknum yang seharusnya bertugas melindungi warga masyarakat, malah terlibat memperdagangkan ABG demi gepokan rupiah. Dan yang parah adalah pejabat-pejabat bermental rusak yang malah minta ‘disediakan’ ABG bila mereka melakukan kunjungan ke daerah-daerah.

Pemerintah harus serius menangani masalah pelacuran ABG ini, bukan sekadar ngurusi kursi apalagi menjelang pemilu begini. Pelacuran ABG merupakan puncak gunung es dari permasalahan yang lebih mendasar. Selebihnya masih banyak hal yang harus dibenahi mulai dari tingkat perekonomian masyarakat, moralnya, sistem pergaulan yang diadopsi, dll. Semua hal yang disebutkan di atas itu cuma cabang saja dari sebuah akar masalah yaitu ideologi suatu bangsa. Selama kita masih bangga dengan ideologi nano-nano alias kapitalis, sosialis dan agama dicampur aduk kayak sekarang ini, maka jangan pernah berharap bahwa masalah akan selesai.

Karena sungguh, kebenaran selamanya tak akan pernah bisa diaduk-aduk dengan kebatilan. Yang muncul akhirnya adalah kompromi-kompromi yang tidak masuk akal. Pelacuran ABG diperangi dengan alasan mereka masih di bawah umur. Lha kalo sudah dewasa, itu artinya mereka boleh melacurkan dirinya lagi? Malah sudah disediakan tuh lokalisasinya dengan stempel pelacuran sah dan resmi atas ijin negara. Benar-benar kacau balau kalo sudah begini urusannya. Maka tak heran, bila negeri ini tak putus dirundung malang. Seperti kata Om Ebiet G Ade dalam sebuah lagunya: “Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa...” Silakan renungkan ya.

Namun, selalu ada kesempatan kedua alias second chance bila kita mau bertaubat. Taubat dengan sebenar-benarnya taubat. Bukan tobat jenis tomat alias sekarang tobat besok kumat lagi, halah. Ini sama saja dengan mempermainkan Allah, tul kan? Taubat nasuha ini bukan saja dilakukan oleh individu ABG yang sudah terlanjur menempuh jalan haram, tapi juga harus dilakukan oleh segenap masyarakat dan negara. Barengan, gitu lho.

Yakinlah, selalu ada peluang untuk meniti jalan lurus demi meraih ridho ilahi. Jangan cuma bangga sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, bila ternyata pelacuran terbesar pun ada di negara ini. Naudzhubillah.

Tak ada jalan lain untuk keluar dari kemelut ini kecuali menjalankan resep dari Yang Mahamempunyai Solusi yaitu Allah Rabbul Izzati. Resep itu harus dijalankan dengan keseluruhan, bukan separuh-separuh diambil yang enak-enak dan membawa manfaat saja. Karena resep yang cuma diminum separuh bukannya menyembuhkan, malah menimbulkan munculnya penyakit-penyakit baru.

Islam harus diterapkan secara keseluruhan atau kaaffah. Sangat tidak adil bila Islam hanya diambil ibadah ritualnya dan dibuang aspek sosial kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, pidana, pemerintahan, politik, dan lain sebagainya. Karena sungguh, tak ada satu sisi pun dalam kehidupan ini yang tak ada aturannya dalam Islam. Apalagi hanya untuk menuntaskan masalah pelacuran ABG, Islam sangat punya jawabannya. Benar itu. Ditanggung!

Pertanyaannya, apakah kita mau mengambil Islam saja sebagai solusi kehidupan? Ataukah kita masih bangga dan silau dengan sekularisme dan hukum pidana yang bersumber darinya? Hanya orang bebal dan tidak mempunyai akal saja yang masih percaya pada kapitalisme-sekularisme yang jelas-jelas kerusakannya itu. So, bagi kamu-kamu yang merasa dirimu orang pintar, cukup Islam saja sebagai solusi dan the way of life sekarang dan selamanya. Dijamin pasti tokcer. Dengan Islam, ABG pun bisa tumbuh berkembang menempuh jalan kedewasaan di jalan yang benar. Bila sudah begini, cerahlah masa depan suatu bangsa dan negara. Jadi, ambil Islam sebagai cara hidup. Campakkan demokrasi, sekularisme dan kapitalisme sebagai biang kerok pelacuran ABG. Yuuukkk! [ria: riafariana@yahoo.com]

salam #029

Assalaamu'alaikum,

Nggak terasa ya, gaulislam udah jalan 29 edisi hingga pekan ini. Itu artinya, gaulislam udah menemani kamu semua selama 29 pekan penerbitannya atau lebih dari setengah tahun. Masih muda usia memang, tapi alhamdulillah gaulislam udah bisa memberikan yang terbaik buat kamu semua. Paling nggak hal itu terukur dari banyaknya SMS dan e-mail yang masuk, serta komentar-komentar dari netter secara langsung di website GI-Online. Insya Allah, semua masukan berupa saran dan kritik dari kamu semua kita jadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas edisi cetak khususnya, agar kamu sebagai pembaca setia gaulislam merasa puas dalam mendapatkan informasi Islam ini.

Alhamdulillah, seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan untuk edisi cetak dari para agen gaulislam di seluruh wilayah Indonesia ini, maka mulai edisi 029 ini gaulislam menaikkan jumlah oplahnya. Tentu, agar kamu semua bisa kebagian membaca buletin kesayangan kamu ini. Semoga pula semakin menambah banyak pembaca remaja yang ngeh dengan Islam. Amin.

Bro en Sis, buat kamu yang suka surfing en browsing di internet, insya Allah kini banyak pilihan jenis artikel keislaman di website GI-Online [www.gaulislam.com]. Semoga menambah semangat kamu dalam mencari dan menelusuri informasi berkualitas khas gaulislam di dunia maya.

Nah, sekarang nikmati aja deh edisi 029 ini. Enjoy!

Salam,

Redaksi

animo #029

Assalamu’alaikum. GI, kmu lngkp bnget sih infox. Kren abiz. Trtama aq sk bngt rbrk “Tahukah Kamu”. Info tsb sngt brguna, krn ga aq dptin dr pngjian/hlaqah. Mksh ya.

Nisa, Ciomas [+6281386620xxx]

’alaikumussalam Nisa. Alhamdulillah. Smoga kamu tmbh cerdas & tambah istiqomah dlm kbenaran Islam. Mksh.

Ass. Wr.Wb. Artikel-artikel yang ditulis GI sangat bagus dalam memberikan informasi keislaman untuk remaja dan sangat mudah dipahami. Berani mengatakan apa adanya sesuai ajaran Islam. Salut buat GI. Sukses selalu!

Rudy M [pembel4xxxxx@yahoo.com]

Wswrwb Rudy. Alhamdulillah, semoga Allah Swt. senantiasa memberkahi kita semua. Amin. Makasih ya.

Assalaamu’alaikum. GI yang baik dan oke. Aku usul aja sedikit. Gimana kalo di website-mu juga diadain FORUM diskusi yang lebih khusus. Bukan di komentar untuk artikel aja. Tapi diskusi yang ditentukan temanya. Thx.

Raihan, Makasar [ikhwanxxxxx@yahoo.co.id]

’alaikumussalam Raihan. O gitu ya? Hmm.. coba deh nanti kita prtimbngkan usulmu. Mksh en ttp semangat!

Ass. Wrwb. GI, sngguh ane kget skligus snang bngt krn ada kmu. GI dah ngbatin rndu ane ame buletin rmja yg dlu prnah ade tp tiba2 ngilang. Eh, rupanya ganti nama ya?

Fitria, Cimanggis [+6285696207xxx]

’alaikumussalam Fitria. Waduh, kamu ketinggalan info dah. Tp, ga pa2. Eh, bukan ganti nama lho. Ini nm sndri.

Senin, 05 Mei 2008

Remaja Islam, Remaja Dakwah

gaulislam edisi 028/tahun I (28 Rabiul Akhir 1429 H/5 Mei 2008)

Dakwah? Hmm.. kok kayaknya berat banget kedengarannya ya? Lho, emangnya kenapa? Sebagian teman remaja biasanya denger atau ngucapin kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak en lidah kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopiah, baju koko, sarung, dan jilbab. Well. Nggak salah-salah amat sih. Cuma nggak lengkap penilaiannya.

Lagian juga terkesan adanya pemisahan antara dakwah dan kehidupan umum, gitu lho. Kesannya kalo dakwah adalah bagiannya mereka yang ada di kalangan pesantren atau anak-anak ngaji aja. Anak-anak nongkrong sih nggak tepat kalo berurusan dengan dakwah. Dakwah kesannya jadi tugas mereka yang hobinya dengerin lagu-lagu nasyid macam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya dengerin lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Halah, itu salah banget, Bro. Nggak gitu deh seharusnya. Sumpah.

Gini nih, sebenarnya urusan dakwah atau tugas dakwah jadi tanggung jawab bersama seluruh kaum muslimin. Cuma, karena tugas dakwah ini cukup berat dan nggak semua orang bisa tahan menunaikannya, jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang ngerti aja. Anggapan seperti ini insya Allah nggak salah. Cuma, kalo dengan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum ngerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk nggak berdakwah, atau nggak mau terjun dalam dakwah, itu tentu salah, Bro. Why? Karena tetap aja punya kewajiban untuk belajar. Tetap punya kewajiban mencari ilmu. Jadi, nggak bisa bebas juga kan? Malah kalo nekat nggak mau belajar dan nggak mencari ilmu, hal itu dinilai berdosa, man! Bener.

Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.: “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)

Bro, emang bener banget. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu jelas membutuhkan ilmu. Jadi, betul kalo dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang udah menguasai ilmu agama. Tapi, buat kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti nggak ada kewajiban dakwah. Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang nih, nggak mungkin banget ada kaum muslimin yang nggak ngerti sama sekali tentang Islam. Pasti deh, satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengarnya dan menjadi pengetahuannya. So, sebenarnya tetap punya kewajiban nyampein dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalo pengen lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja kudu belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana banget kan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa ngejalaninya, asal kamu mau. Yakin deh.

Mengapa dakwah itu wajib?
Jawabnya gini, sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek-bebek sama dakwah berarti bukan mukmin sejati. Bener, lho. Apa iya kamu tega kalo ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diemin aja? Nggak mungkin banget kan kalo ada temen yang sedang berada di bibir jurang dan hampir jatuh, nggak kamu tolongin. Iya nggak sih?

Boys and gals, bahkan Allah memuji aktivitas dakwah ini sebagai aktivitas yang mulia, lho. FirmanNya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim” (QS Fushshilat [41]: 33)

Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berdakwah. Seperti dalam firmanNya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)

Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita? Betul, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “tauhid” di bumi ini. Sesuai dengan seruan Allah (yang artinya): “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 193)

Kini, di jaman yang udah jauh berubah ketimbang di “jaman onta”, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan kaum muslimin. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil, amburadul deh!

Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Yup, kita memang selalu “ditakdirkan” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.

Sobat muda muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.

Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin tinggi? Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai.

Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia super yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah, Bro. Semoga kamu paham.

Dakwah itu tanda cinta
Bro en Sis, seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk ‘kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang nggak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara nggak kenal Islam dan nggak taat sama syariatnya.

Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari)

Sobat, dakwah adalah darah dan napas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya. [osolihin: sholihin@gmx.net]

salam #028

Assalaamu’alaikum wr. wb.
Pepatah lama mengatakan, “Malu bertanya sesat di jalan”. Ya, pepatah ini kayaknya pas banget buat kita semua. Memang bener juga sih, kalo kita lagi dalam perjalanan ke tempat yang belum pernah kita kunjungi, hanya sekadar informasi global aja tentang tempat tersebut, maka besar kemungkinan kita bakalan bingung. Maka, kalo kita malu bertanya bisa tersesat bahkan nggak bisa nemuin tuh alamat. Bikin berabe kan?

Nah, dalam kehidupan ini juga sama. Kalo kita malas bertanya tentang Islam, maka kita nggak bakalan dapetin informasi tentang Islam dengan benar dan baik. Kepada siapa kita bertanya? Sebenarnya kalo jaman sekarang relatif mudah ya. Sebabnya apa? Kini udah banyak sarana untuk belajar Islam. Bisa bertanya kepada guru kita, bisa ke teman kita yang kita anggap dia bisa menjawab problem kita, kepada ortu kita, kepada guru ngaji kita, kepada ulama dan ustad di sekitar lingkungan kita, Wis, pokoke gampang banget.

Selain itu, kalo pun kamu mau nyari informasi keislaman secara tertulis, kini udah banyak buku, majalah, koran, tabloid, internet, dan juga buletin yang membahas pesan-pesan dan ajaran Islam. Kamu tinggal pilih aja. Itu sebabnya, gaulislam pun berusaha tetap memberikan informasi yang berguna bagi kamu semua. Khususnya informasi keislaman yang dekat dengan persoalan remaja.

So, kini saatnya kamu membuka diri untuk kenal Islam lebih jauh dan mendalam lewat media massa. Ok?

Salam,
Redaksi

animo #028

Assalamu’alaikum. Aq trmsuk kuper bnget nih. Br tahu kl ada buletin GI. Sjk STUDIA ga ada, kupikir cm 1 bltin sbg pnrus STUDIA, eh, mlh ada GI. Kmu mlah STUDIA bnget dibnding bletin yg ktnya gntinya STUDIA. Krn pnls GI sm dg pnls STUDIA dl. Aq dpt GI pas ikut kjian rmj. Bravo GI!
Mita, SMA 4 [+6285692857xxx]

’alaikumussalam Mita. Alhamdulillah, akhirnya kmu br ngeh stlh 1/2 tahun GI trbit. He3x Mksh ya! Smngat!

Ass. Wr.Wb. Waaaah... GI diem2 aj nih. Ga bilang2 klo mo trbit. Tahu2 udh eds 26. GI kren abiz nih. Aq jd nmuin kmbli bltin oke yg prnh aq bc dl. Aq bc kmu stlh diksh ama tmn aq yg ikut acr LDS, di situ katanya dibagiin GI.
Ulfa, Bogor Timur [+6281382404xxx]

Wswrwb Ulfa. Alhamdulillah, akhirnya kmu ketemu kita jg. Mksh ya udh krm SMS. Ttp smngt bljar Islam. Enjoy!

Assalaamu’alaikum. GI, edisi 026 dan 027 keren banget. Ternyata kamu nggak cuma pandai bahas soal yang berat-berat, yg ringan juga tetap berbobot. Two thumbs!
Tari, Balikpapan [rebelxxxxx@yahoo.com]

’alaikumussalam Tari. Alhamdulillah. Makasih ya atas apresiasimu kpd GI. Smga kt ttb brsama dlm ISLAM.

Ass. Wrwb. Usul untuk GI nih. Adain rubrik tanya jawab masalah remaja secara singkat di buletin ini. Thx ya..
Ema, Tegal [cahayuxxxxx@telkom.net]

’alaikumussalam Ema. Hmm.. boleh juga usulmu. But, kt coba tampung dulu ya. Makasih ya atas saranmu.