Minggu, 09 November 2008

Pahlawan vs Pengkhianat

gaulislam edisi 055/tahun ke-2 (12 Dzulqa'idah 1429 H/10 Nopember 2008)







Bulan Nopember gini emang paling asik ngomongin tentang pahlawan. Soalnya tiap tanggal 10 Nopember, bangsa Indonesia biasanya suka memperingati momen itu sebagai hari pahlawan. Pahlawan kemerdekaan pembela bangsa dan negara pun dipuja-puja dan disanjung. Bahkan khas negara nasionalis yang suka mengadakan upacara bendera, mengheningkan cipta bagi arwah para pahlawan juga menjadi menu wajib.


Terlepas dari lirik lagu mengheningkan cipta yang nyerempet pemujaan terhadap para pahlawan secara berlebihan, pada faktanya jasa para pahlawan itu diabadikan cuma sebatas monumen dan museum, nggak lebih. Kasihan banget ya? Hmm…




Pahlawan bangsa dipuja


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kamu semua pasti pernah dengar ungkapan tersebut ya. Alhasil, penghargaan jasa para pahlawan ini diwujudkan dalam bentuk materi berupa patung, monumen, prasasti dan semacamnya. Semua hal tersebut memberi kesan heroik agar bisa ditiru oleh generasi setelahnya.


Upacara tiap hari Senin dan hari-hari besar nasional pun digelar, dalam rangka mengingat jasa para pahlawan dan menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus. Bagi mereka yang mangkir upacara karena satu dan lain alasan, bakal dituduh nggak berjiwa nasionalis en nggak menghargai perjuangan para pahlawan. Tapi sesungguhnya, apakah bisa kesetiaan nasionalisme diukur dari rajin nggaknya seseorang ikut upacara bendera? Nggak banget. Coba deh kamu pikir dan rasa dalam-dalam (idih dalam, emangnya gali sumur!)


Wajah-wajah para pahlawan dicetak dalam bentuk poster kemudian ditempel di dinding-dinding kelas mulai SD sampai SMA. Dianggapnya dengan cara seperti ini jasa para pahlawan itu sudah terbayar lunas. Padahal faktanya generasi muda kita termasuk kamu-kamu semua belum tentu juga mengenal mereka yang dipajang itu. Kenal saja nggak apalagi meneladani perjuangannya. Maka tak heran di kelas saya dulu ketika zaman SMA, foto-foto para pahlawan itu diganti dengan foto-foto penghuni kelas terutama mereka yang memang kepingin sok ngartis. Dan uniknya, tak ada satu guru pun yang protes. Mungkin dianggapnya lebih kreatif karena mereka berpose ibaratnya pahlawan dengan warna hitam putih seolah-olah gambarnya diambil tempoe doeoloe.


Tidak itu saja, pahlawan juga banyak tuh yang dibuatkan patungnya. Bukannya menghormati dan menghargai, para pahlawan ini riskan dipuja-puja berlebihan sehingga menghilangkan esensi makna kepahlawanan itu sendiri. Mereka toh tak pernah meminta untuk dipuja dan dipuji sedemikian rupa. Mereka hanya ingin agar perjuangan yang telah dilakukannya diteruskan dengan sebaik-baiknya, bukan malah dinodai dengan menggadaikan negeri.




Pahlawan bangsa dikhianati


Coba kamu perhatikan bagaimana para pahlawan bangsa ini dikhianati oleh mereka yang mengaku sok nasionalis. Waduh, jangan keburu merinding bulu betis kamu ya, ini bukan soal gawat-gawatan, tapi biar kamu nyadar aja gitu. Nyantai aja. Ok?


Perjuangan para pahlawan demi memerdekakan rakyat negeri ini dari penjajahan bangsa asing, penuh dengan pengorbanan darah, harta, airmata bahkan nyawa. Mereka tidak rela harga diri sebagai bangsa dinjak-injak harkat dan martabatnya, sehingga tak ada jalan lain kecuali berjuang. Dan ketika akhirnya perjuangan itu telah membuahkan hasil, ternyata pengkhianat bangsa mengambil alih peranan. Dimulai dari kampanye agar rakyat memilihnya, para pengkhianat ini menggadaikan negeri Indonesia dengan harga murah melalui UU. Di antara UU itu adalah UU migas, UU kelistrikan, dan banyak UU lainnya yang intinya adalah ketundukan terhadap kekuatan asing yang jelas-jelas berniat menjajah Indonesia dalam wajah baru. Nah, lho, kamu kudu ngeh tuh. Jangan cuma ngeh hasil pertandingan sepakbola aja atau hapal lagu-lagu anyar dari seleb idolamu. Catet, yo!


Para pengkhianat ini bersembunyi di balik jas rapi dan berdasi yang kerjanya cuma rapat basa-basi. Sedikit ada peluang untuk memperkaya diri, maka korupsi pun dilakoni. Nggak peduli lagi deh sama rakyat yang mati kelaparan, yang penting keluarga sendiri aman dan sejahtera. Bolehlah sekali-kali terjun ke lapangan berbaur dengan rakyat miskin asal dengan syarat disorot kamera demi keuntungan memperoleh suara bila pemilu datang. Halah!


Itulah gambaran Indonesia kini dengan para pejabat yang sok mengaku berjiwa nasionalis dan sok menasihati pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Di saat yang sama mereka pula yang menjual bangsa ini pada asing, melakukan korupsi besar-besaran di seluruh lapisan jabatan, menggusur rakyat tak berdaya dan diganti dengan mal-mal modal asing, dll. Hehehe.. jangan sport jantung dulu dengan gaya tulisan ini ye! Belum maksimal kok. Ini baru narik tali gas dikit aja.


Sungguh kasihan para pahlawan kita, jerih payahnya disalahgunakan oleh para pejabat oportunis itu. Darah dan nyawanya ternyata cuma seharga bangunan fisik gedung-gedung bertingkat atas nama pembangunan. Di manakah rakyat kecil yang dulu selalu dibela oleh para pahlawan itu? Ternyata rakyat yang dicintai oleh para pahlawan itu tinggal di kolong jembatan, berlari-lari dikejar satpol PP, bayi-bayi yang busung lapar, mereka yang tak berdaya dihempas kemiskinan struktural alias tak bisa kaya karena dibuat miskin oleh negara.




Ayo, hargai jasa pahlawan!


Menghargai jasa pahlawan bukan cuma bisa dilafalkan di mulut atau hanya berbentuk seremonial belaka dengan mengheningkan cipta pada upacara bendera. Menghargai jasa para pahlawan adalah pertama mula meluruskan sejarah bangsa yang banyak dibelokkan demi kepentingan golongan tertentu saja, utamanya sih yang sedang berkuasa pada saat sejarah ditulis. Sudah saatnya kebohongan kepada publik mulai dibongkar dan kebenaran ditunjukkan ujud nyatanya.


Bung Tomo dengan suaranya yang menggelegar dan menggugah semangat berjuang arek Suroboyo, tidak semata-mata melakukan itu semua demi membela bangsa dan negara saja. Lebih dari itu, mengusir penjajah dari bumi tempatnya berpijak adalah sebuah kewajiban dan kesadarannya dalam berakidah Islam. Jika bukan karena dorongan Islam, mengapa pula Bung Tomo bersusah-payah memekikkan takbir sebelum menyerang musuh? Tul nggak?


Pahlawan yang lain demikian pula. Mulai dari nama-nama sekaliber Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Pattimura, Sultan Hasanuddin, Fatahillah dll berjuang melawan penjajah bukan semata-mata membela bangsa dan negara. Sejatinya, Islam adalah motivator utama ketika akidah dan syariah yang saat itu menjadi peraturan kesultanan-kesultanan Islam di nusantara, diinjak-injak oleh para imperialis Belanda dan 'balad korawanya' macam Portugis dan Inggris. Hal inilah yang seringkali disembunyikan dari kita, seolah-olah kesan yang ditimbulkan adalah para pahlawan itu sangat nasionalis sekali perjuangannya. Nggak banget deh!


Pada faktanya, para pahlawan itu tak mengenal istilah nasionalisme ketika itu. Mereka berjuang karena dorongan akidah Islam karena penjajah mulai menginjak-injak harga diri mereka sebagai manusia. Parahnya lagi, para penjajah juga bertugas sebagai misionaris dan berusaha memurtadkan penduduk nusantara yang notabene muslim untuk menjadi Kristen. Jadi, sudah saatnya jalannya sejarah yang nggak bener itu untuk kembali diluruskan. Agar jasa para pahlawan itu akan terlihat jelas sehingga generasi muda mampu menghargainya dengan bingkai sejarah kejujuran.


Langkah kedua untuk menghargai jasa para pahlawan adalah menjalankan roda pemerintahan negeri ini dengan baik dan benar. Baik artinya adalah dikelola oleh mereka yang memang orang baik di bidangnya. Bukan hanya profesional namun juga berahlak mulia sehingga jauh dari niat dan tindakan korupsi ataupun hal-hal yang merugikan rakyat. Benar artinya adalah negeri ini dikelola dengan aturan yang benar. Aturan yang benar ini sudah diberikan panduannya oleh Yang Mahamemiliki Kebenaran berupa syariat Islam dalam segenap aspek kehidupan, bukan cuma kalo mati dan kawinan saja Islam baru dipake.


Langkah selanjutnya adalah menjadikan sejarah itu sebagai cermin untuk melangkah ke depan. Sejarah kelam jangan ditutupi namun jadikan pembelajaran agar jangan terulang. Misal sejarah kelam dihapuskannya kalimat 'dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya' dari sila pertama Pancasila. Lalu sejarah kelam Tanjung Priok 1984 yaitu dibunuhnya para ulama yang menolak azas tunggal oleh rezim orde baru. Nggak perlu deh ditutup-tutupi lagi karena toh yang namanya bangkai pasti akan tercium juga. Betul ndak?


Hal yang sama berlaku juga dalam sejarah emas Indonesia yaitu berani meluruskan bengkoknya sejarah kebangkitan nasional. Budi Utomo yang jelas-jelas menolak persatuan Indonesia dan menolak pemakaian bahasa Indonesia karena para pimpinannya lebih memilih bahasa Jawa dan Belanda, tidak lagi pantas dijadikan tonggak kebangkitan nasional. Syarikat Islam (SI)-lah yang pertama kali menyadarkan pentingnya persatuan nasional melalui Kongres Nasional Central SI di Bandung. Bila pemerintah berani mengambil langkah kejujuran ini, maka so pasti generasi muda kita nggak akan pernah hidup lagi dalam kebohongan sejarah, insya Allah.




Jadilah pahlawan, bukan pengkhianat


Yup, jangan jadi pengkhianat karena tempat yang pantas buat mereka cuma di neraka. Ih…takut banget kan? Pahlawan bukan cuma sebatas skala nasional, tapi jadilah pahlawan yang lintas batas sebuah bangsa yang sempit. Pahlawan internasional dengan Islam saja yang layak mendapat pengorbanan kita, bukan nusa dan bangsa dalam bingkai nasionalisme. Bila Islam yang kita bela, sudah tentu nusa dan bangsa termasuk di dalamnya. Tapi bila membela nusa dan bangsa, belum tentu kita masuk surga karena sungguh Rasulullah melarang kita untuk terpecah-pecah karena kesukuan dan kebangsaan.


Muslim di Malaysia, di China, Amerika, Arab, Inggris, Palestina, di mana pun mereka berada, mereka adalah saudara kita. Jangan sampai kita menjadi pahlawan bangsa dengan membunuh saudara seiman, naudzhubillah. Jadi tak ada gunanya bertengkar karena hal sepele dengan negara tetangga seperti masalah perbatasan atau kesenian. Musuh sebenarnya kita adalah kapitalisme yang diemban oleh Amerika dan sekutunya untuk dipaksakan pada kita. Bila kita lengah dan menjadi pengikutnya, maka sungguh kita telah menjadi pengkhianat sejati. Pengkhianat bagi negeri, rakyat sendiri, hati nurani, dan tentunya mengkhianati Islam.


Semua ada di tangan kita untuk memilih, akan menjadi pahlawan ataukah pengkhianat? Dan semua perbuatan sudah pasti akan ada pertanggungjawaban masing-masing.So, tancapkan dalam hatimu bahwa kita adalah generasi baru yang akan menghargai jasa pahlawan tidak sebatas simbol saja, tapi dalam tataran nyata dengan Islam saja sebagai pedoman hidup bernegara bagi seluruh kaum muslimin. Bagaimana, setuju kan? Harus itu! [ria: riafariana@yahoo.com]

salam #055


Assalaamu'alaikum wr. wb.


Met jumpa lagi di dengan gaulislam. Kali ini kita kita sama-sama ketemuan di edisi ke-55, di pekan ke-55. Wuih, udah setahun lebih nih kita gabung ya. Yoi, insya Allah akan terus bersama walau mungkin kamu nantinya udah nggak sekolah di tempat yang sama. Ya iyalah, masa mau tinggal kelas. Hehehe.. Insya Allah kamu tetap bisa dapetin gaulislam di mana pun kamu berada, kalo pun udah lulus sekolah. Sebab, kalo kamu butuh buletin ini, tinggal call kita aja untuk pesan dan kamu bisa aktif nyebarin di lingkungan sekitar kamu. Ok?


Sobat muda muslim, kamu pasti dengar dong sekarang lagi ribut-ribut bahas RUU Pornografi, juga ada pro-kontra pernikahan di bawah umur. Sebenarnya persoalan hidup manusia bukan cuma dua masalah itu, banyak banget. Kalo dipikirin semua mungkin nggak bakal bisa kita tangani sendiri. Bro, kalo dipikir lebih jernih sih, RUU Pornografi itu disahkan atau nggak, tetap aja nggak menyelesaikan masalah. Why? Karena sistem ini sudah cukup menjadi neraka. Sistem kehidupan Kapitalisme-Sekularisme yang diterapkan oleh negara ini adalah bukan Islam. Yang harus dilakukan pada akhirnya adalah mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa semua ini biang keroknya adalah sitem sekuler itu. Satu-satunya jalan ya cuma diganti. Bukan diperbaiki. Kalo sepeda motor kamu mesinnya bejat diganti apa diperbaiki? Lebih baik tentu diganti. Biar nggak rewel-rewel lagi.


Oke deh, nggak lama-lama, met baca aja deh. Sip!



Salam,


Redaksi

animo #055

Assalamu'alaikum. Aku mau usul nih, gmn kAlo kAmu adain roadshow ttg tips2 mnulis bwt kita2 di SMA. Bagus keknya tuh! Ayo, psti kamu bisa deh. Spy kt2 dpt ilmunye.



Agus, Cikarang [+6281317265xxx]




'alaikumussalam Agus. Ow, pengen jg sih nglaksanain usulmu, tp kita garap yg dkt dulu deh. Mksh bnget ya.



Asslm. Wr.Wb. GI tuh jujur, blakblakkan, berani, benar, enak dibaca, menghibur, datanya oke, gaya nulisnya bagus2 banget. Terus terang tanpa tedeng aling2. Itu yg gw suka. Thx banget bwt sluruh kru rdksi GI. Smangat!



Gunawan Asmara, Jakarta [+628889036xxx]




Wswrwb Gunawan. O gitu ya? Hmm... makasih banget dah. Kamu juga udah berani kirim SMS ke kita. Sip!



Assalaamu'alaikum. Waaahhh.. payah nih GI, koq aku baru dapet kamu sih. Diem-diem.. eh udah edisi 054, tahun ke-2. Wah, sayang banget nih aku br dpt kmu tlat banget.



Anggoro, Yogyakarta [+6281802722xxx]




'alaikumussalam Anggoro. Yeee.. kamu kemana aja selama ini, wong kita udah online sejak setahun lalu kok. Hehe.. blm tlat sigitu sih, kl dah 10 thn bru telat :D



Asslm. Wrwb. Deeeuhhhh.. mkin hri mkin moncer aja nih GI. Smpah, gw mkin cnta sm kamu. Pmbhsan kamu oke bnget. Palagi kmu dibhs tiap rabu pg di KISI 93.4 FM. Jd bs tahu tuh suara Kang Oleh+Kang Iwan. Makin asoooy!



Kiki, Bogor Tengah [+628567181xxx]




'alaikumussalam Kiki. Ehm.. kamu bikin GI jadi salting aja deh. Sip, makasih buat kamu yg udah setia baca GI.

Sabtu, 08 November 2008

Gayamu, Identitasmu

gaulislamedisi 054/tahun ke-2 (5 Dzulqa'idah 1429 H/3 Nopember 2008)




Kamu termasuk yang doyan dandan? Bagus atuh, asal dandanannya yang bener. Maksudnya yang menutup aurat gitu lho. Kalo sampe anak cewek berpakaian yang justru malah memperlihatkan bagian "DAJAL" alias dada dan bujal (baca: udel) itu udah keterlaluan banget. Apalagi setiap jengkal dari auratnya sangat mudah ditelusuri mata-mata cowok nggak tahu diri dan nggak tahu syariat. Lho, emangnya nggak boleh ya berpakaian seperti itu? Boleh, asal kamu pakenya di dalam kamar kamu sendirian. Jangan dipamerin di muka umum, Non.


Berpakaian itu adalah bagian dari gaya dan identitas lho. Nggak percaya? Suku Asmat di Papua sana, mereka yang masih mengenakan koteka dan setia dengan pakaian adatnya, sebenarnya ia sudah mengkomunikasikan kepada siapa pun bahwa mereka punya gaya sendiri dan tentunya identitas khas mereka. Punya nilai dan punya pendapat sendiri.


Bagaimana dengan yang ditindik or pearcing? Nah, memang dibilangnya itu gaya, life style, dan tentunya emang jadi identitas dong. Selain pengen nunjukkin kalo dirinya anak gaul, juga biar bisa gabung dengan komunitas yang begituan juga. Jadinya, ya memang sengaja bikin identitas diri. Persis jaman dulu, di tahun 60-an ada gaya hippies, terkenal banget. Bukan hanya terkenal karena gerakan protesnya menentang norma-norma seksual yang puritan, etika protestan, gerakan-gerakan mahasiswa menentang perang, anti senjata nuklir, anti masyarakat yang fasis, militeris, nggak manusiawi en nggak natural, tapi juga mendunia alias masyhur dengan simbol-simbol yang dikenakannya. Kalung manik-manik, celana jins, kaftan-jubah longgar sepanjang betis-yang pada awalnya merupakan pakaian tradisional Turki, sandal, mantel, dan jaket yang dijahit dan disulam sendiri, untuk membedakan mereka dengan golongan orang-orang yang memakai stelan resmi dan berdasi.


Kaftan banyak digunakan sebagai pakaian khas orang-orang hippies karena jenis pakaian ini biasanya berharga murah, sehingga nggak berkesan borjuis, dan membebaskan pemakainya dari kungkungan kerah, kancing en ikat pinggang yang ketat. Oya, simbol yang paling mencolok adalah rambut mereka yang panjang dan lurus. Rambut-rambut yang natural, tanpa cat, tanpa alat pengeriting, tanpa dihiasi dengan pernik-pernik apapun, tanpa wig. Kaum laki-laki hippies juga memelihara rambut panjang, lengkap dengan janggut dan kumis yang dibiarkan tumbuh lebat tanpa dipotong. Ini yang membedakan mereka dari golongan orang tua mereka. Sepuluh tahun kemudian gaya hippies yang pada awalnya tumbuh untuk menentang kemapanan ini mendapat serangan dari golongan The Skinheads (kepala plontos).


Kalo anak masjid gimana? Ya, sama aja. Gayanya pasti beda dong dengan anak nongkrong, meski nongkrong dalam arti sesungguhnya pasti banyak yang melakukannya pada pagi hari di ruangan sempit bernama WC (eh, jangan jorse ya, tulis aja dengan bahasa kiasan, lagi nge-download, gitu! Hehehe.. emangnya ngunduh file di internet!).


Yoi man, anak masjid ama anak yang suka ngongkrong di pinggir jalan pasti beda gaya. Wong tempat mangkalnya aja beda. Anak nongkrong yang berduit bisa ngumpul di café atawa diskotik sekalian dugem. Kalo bokek ya di pinggir jalan sambil nyanyi-nyanyi nggak karuan. So, beda banget gayanya dan pasti identitas yang ingin ditunjukkin ke orang-orang juga beda tujuannya. Iya nggak sih?




Jangan mau dijajah gaya hidup ngawur


Kenapa sih sebagian dari kita merasa senang dan bangga kalo masuk komunitas anak gaul? Yup, karena pencitraan terhadap anak gaul saat ini adalah anak yang ngerti dan bisa ngikutin perkembangan jaman. Lebih gawat lagi kalo kemudian jadi gaya hidup dan identitas dirinya. Namanya juga gaya hidup, berarti bagian dari aturan hidupnya. Misalnya aja berpakaian, mereka milih dong pakaian yang cocok sebagai anak gaul. Nggak mungkin anak gaul pake sarungan ama peci. Bukan cuma takut dianggap anak santri tapi khawatir diledekin "belum kering" karena abis sunat atau disangka mo ngeronda.


Sebenarnya kamu bisa tersiksa lho dengan gaya dan identitas kamu yang kayak gitu. Mending kalo benar dan baik, lha kalo salah dan ngawur? Emang sih setiap orang ingin punya citra diri agar bisa diterima di level sosial tertentu. Ya, citra merupakan bagian yang nggak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Citra udah jadi menu harian bagi masyarakat yang kenal peradaban.


Kamu yang tinggal di perkotaan (bahasa kerennya urban), citra merupakan media komunikasi atas suatu kelas sosial. Kamu pengen nampilin dirimu seperti yang kamu inginkan di hadapan publik. Nah, citra ini emang akan membentuk penggunanya untuk tetap berada dalam kelompok sosialnya. Itulah mengapa anak masjid ya gaulnya ama anak masjid, anak jalanan juga cocok gabung ama anak jalanan lagi. Ada kesamaan pikir dan rasa. Pokoknya, citra juga bisa digunain untuk mempertahankan eksistensi dan menyampaikan sebuah pengakuan atas identitas diri. Seperti yang di sampaikan Erving Goffman dalam The Presentation of Self in Everyday Life (1959), "kehidupan sosial terutama terdiri dari penampilan teatrikal yang diritualkan, yang kemudian dikenal sebagai pendekatan dramatugi "(dramtugical approach).


Citra dan penampilan diri seolah menjadi suatu keharusan bagi semua manusia yang ingin dianggap modern, classy, gaul dan metropolis. Atau yang disebut Mike Featherstone dengan "estetisasi kehidupan sehari-hari"(Consumer Culture and Postmodern; 1991).


Intinya nih, jangan mau dijajah oleh gaya hidup yang nggak benar dan nggak baik, apalagi gaya hidup yang ngawur. Misalnya, dalam komunitasmu doyan seks bebas, konsumsi narkoba, harus pake baju tertntu yang ngumbar aurat, pake seragam kayak gini, dan itu sebuah keharusan yang nggak bisa ditawar lagi. Itu namanya kamu dijajah oleh gaya hidup ngawur. Jangan mau terus begitu deh.




Be your self


Kamu pernah nonton film Face Off yang dibintangi John Travolta dan Nicolas Cage? Wah, punya wajah yang ketukar rasanya risih juga ya? Detektif Sean Archer yang diperankan John Travolta melalui operasi plastik saat kecelakaan ditukar dengan wajah milik Castro Troy (Nicolas Cage)-bajingan yang membunuh anaknya. Problem baru muncul, Sean dengan wajah Castro dipenjara, sementara Castro dengan wajah Sean berkeliaran dan berusaha membunuhnya. Wuih, bayangkan, punya wajah orang lain, padahal jasadnya adalah jasad kita. Pikiran dan perasaannya juga punya kita. Berabe banget kan?


Kira-kira kalo boleh ngambil 'hikmah' dari film tersebut, kita bisa tahu, meski berlindung di balik wajah orang lain, tapi kita adalah diri kita. Makanya tepat, unsur pembentuk kepribadian adalah akal dan jiwa kita bukan wajah or assesoris lainnya. Kamu akan tetap menjadi dirimu, meski kamu berusaha menutupi kelemahan kamu dengan kedok wajah atau perilaku orang lain. Dengan maksud kamu tak dikenali identitas aslinya, karena mendompleng ketenaran orang lain. Lalu kamu puas dan bisa ikutan tenar. Padahal sejatinya, kamu tetap kamu, bukan siapa-siapa.


Hal lain yang sering membuat teman-teman remaja termakan budaya yang nggak benar adalah karena merasa bahwa hal itu ibarat pilihan antara hidup atau mati. Merasa bahwa bila nggak tampil gaya, identitasnya bakal bermasalah di mata teman-teman kamu. Ujung-ujungnya kamu takut nggak diterima dalam kelompok kamu.


Kamu bisa saksikan ada anak-anak muda yang merasa perlu menetapkan ciri-ciri kelompok mereka. Misalnya saja dari sisi jenis musik yang digandrungi. Mereka akan membentuk gank yang ciri-cirinya mirip gaya pemusik atau kelompok musik pujaannya. Misalnya saja, setiap anak yang mau gabung dengan gank yang maniak musik metal atau heavy metal, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: tampang harus Romusa alias Roman Muka Sadis atau Primus (Pria Muka Setan), badan dipenuhi tatto yang serem-serem-misalnya gambar tengkorak (tapi bukan tengkorak ikan, lho), terus rambutnya gondrong lurus (soalnya kalo kriting or galing itu cocok untuk jenis musik dangdut!), selain itu mungkin juga 'diwajibkan' mengamalkan 'jampi-jampi' seperti ini: "Aku berlindung kepada metal, dari godaan dangdut yang terkutuk!" Gubrak! (sambil megangin jidat yang benjut)


Wah, berabe juga ternyata, ya? Iya lah. Apalagi identitas yang dibangun ternyata berlandaskan gaya hidup peradaban lain-selain Islam. Kalo remaja Islam banyak yang tampil bukan dengan identitas Islam, alamat kebangkitan Islam masih jauh panggang dari api. Iya, dong, gimana bisa bangkit, lha wong kaum musliminnya aja ogah bergaya hidup islami. Sedih banget Bro. Suer, identitas sebagai seorang muslim lenyap dan berganti dengan identitas dari ideologi/agama lain. Rekan remaja yang seperti itu kan berarti pikiran dan jiwanya nggak dipoles dengan ajaran Islam. Jelas dong. Kalo udah islami, mana mungkin mau berbuat begitu. Iya nggak?




Identitas diri? Cukup Islam saja ya


Soal gaya dan identitas remaja ini memang awalnya adalah persoalan mubah. Dalam artian bahwa bergaya itu sendiri dibolehkan. Tapi masalahnya adalah, gaya remaja sekarang udah banyak yang mengarah kepada identitas suatu kaum atau peradaban tertentu yang memang bukan berasal dari ajaran Islam. Bagi teman-teman remaja nggak usahlah ngikutin gaya yang merupakan identitas kepribadian peradaban selain Islam. Jangan ikut-ikutan yang nggak bener deh. Rasulullah saw. bersabda:



لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ



"Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" (HR Bukhari Muslim)


Waduh ngeri juga ya? Lha iya, bagi seorang muslim terlarang baginya mengikuti budaya atau gaya hidup kaum lain. Bisa berbahaya. Bahkan seharusnya bangga menjadi seorang muslim yang memiliki identitas islami. Oya, identitas islami yang hakiki adalah pikiran dan perasaannya dibalut dengan ajaran Islam. Insya Allah itu akan menyelamatkan kamu, dan tentu saja itulah identitas Islam kamu yang sebenarnya. Ok? So, bangga jadi muslim ye! [solihin: osolihin@gaulislam.com]

salam #054


Assalaamu'alaikum wr. wb.


Bro en Sis, met jumpa lagi ya sama kita-kita yang insya Allah nggak bosen deh nyapa sekaligus menemani kamu semua belajar tentang Islam yang komunikasinya dikemas dengan bahasa remaja. Semoga kebersamaan kita tetap terjaga hingga batas waktu yang selama mungkin. Kalo pun kamu udah bangkotan, yang nulisnya juga udah punya cucu kali (hihihi..), gaulislam tetap menjadi teman kamu dan mungkin juga diwariskan ke anak-cucu kamu. Semoga ya. Waduh, berarti sampai pada tua dong? Ya iyalah, diusahakan sih gitu. Ada bahkan media remaja yang udah terbit sejak tahun 70-an, berarti kan itu udah lebih dari tiga puluh tahun menemani remaja yang berganti-ganti. Siapa tahu kamu yang sekarang baca tuh media dulunya bapak-ibu kamu juga pembacanya. Nah, gaulislam juga kepengen paling nggak seperti itu. Doain ya. Insya Allah kita akan coba terus berbenah. Sip!


Oya, gimana edisi kemarin? Ada yang seru kan? Yoi, rubrik baru kita ternyata cukup menarik perhatian kamu semua. Ada banyak SMS yang masuk pengen dijawab masalahnya sama kita-kita. Waduh, jadi kewalahan nih. Tapi nggak apa-apa. Berarti kamu semua percaya sama kita-kita di sini untuk menjawab masalah kamu semua. Makasih ya. Semoga saja rubrik ini makin seru dan makin banyak peminatnya, serta kamu semua bisa ambil manfaat dari masalah teman kamu dan jawabannya dari kita-kita.


Eh, sampe kelupaan. Untuk edisi 054 ini, semoga kamu bisa dapetin manfaat yang banyak juga ya. Enjoy!



Salam,


Redaksi

animo #054

Assalamu'alaikum. Eds RLI (Rmja Lskr Islam) kren bngt. Bgus. Enak dbcnya. GI bnr2 bs ngertiin rmj. Bltin rmj sjns yg ada, kyknya ga laku tuh! Anak2 pd mintanya GI :-)



Linawati, Cibinong [+6281315704xxx]




'alaikumussalam Linawati. Alhamdulillah. Makasih ya. Semoga GI tetap nempel di hati para remaja Islam.



Asslm. Wr.Wb. Bahasan kmu ttG VIRGINITAS TOP BGT dAh. Aq jd tMbaH jg diri. GI emang cocok bwt rmj. Bravo GI!



Iin Syahidah, Bogor [+6285692872xxx]




Wswrwb Iin. Terima kasih ya. Semoga kamu jd tmbah pinter dan istiqomah dlam Islam. Semangat!



Assalaamu'alaikum. CerITA neh. Aq kan bc kamu, tp kt tEMan ngajiku, GI tuh dilarang, mnding bc ini aja (smbil nunjukkin bltin rmja jg, ga usah disbt nmnya ya). Aq tNYa dia: koq dilarang, emng nApA? diA ga bs JWb. Lucunya, pas guru ngajIKu dTg, doi bw GI & membacanya. Hehehe...



Fitri, Bekasi [+628561968xxx]




'alaikumussalam Fitri. Ah, ada2 saja. Biarin aja deh. Kita buktikan saja, mana yg menang krn bersaing sehat, & mana yg kalah mski mndpat proteksi dr lmbaga trtentu.



Asslm. Wrwb. Usul nih, adain QUIS dong stiap edisi, TTS atau apalah, syaratnya beli GI, gitu. Trs bwt di Klinik GAULISLAM, adain doorprize jg ya. Trs, KaPAn GI ngdain jumpa pmbca, udah gak tahan neh pngn ktemu redaksimu.



Maya, Darmaga, Bogor [+628382028xxx]




'alaikumussalam Maya. Usulmu kita "rebus" dulu ye.. biar mateng. Hehehe.. makasih banget, Sis!

Jumat, 07 November 2008

Islam Tak Bisa Disentuh?

gaulislamedisi 053/tahun ke-2 (27 Syawal 1429 H/27 Oktober 2008)




Hehe… Islam tak bisa disentuh alias untouchable? Ah, jadi inget judul film lawas, The Untouchables (1987) yang dibintangi Sean Connery, Kevin Costner dan Robert De Niro. Film tentang gangster yang merajalela di Chicago tahun 1920-an ini dikemas apik oleh sutradara Brian De Palma--yang juga sukses menggarap Mission
: Impossible (1996). Disebut untouchable karena kelompok bandit itu tak pernah bisa tersentuh hukum alias kejahatannya tetap menakutkan masyarakat tanpa bisa dijerat hukum karena lembaga pengadilan kalah pamor dan tentu saja para pengadilnya bisa dengan mudah dijejali duit oleh gerombolan bandit ini.


Nah, yang saya maksud Islam tak bisa disentuh ini adalah seolah Islam tuh nggak bisa disentuh sama umatnya sendiri. Kok bisa sih? Buktinya, banyak kaum muslimin yang nggak kenal dengan ajaran Islam. Malah banyak kaum muslimin yang mengambil ajaran dari Barat. Banyak kaum muslimin yang nggak paham hukum syariat tentang larangan mendekati zina, misalnya. Sebaliknya, banyak kaum muslimin lebih suka mempraktikkan gaya hidup permisif dan hedonis warisan budaya Barat. Wajar kalo seks bebas marak, perjudian bejibun, dan kriminalitas meningkat. Para tokoh cendekiawan muslimnya pun lebih mahir meng-hapal dan mengamalkan pendapat-pendapatnya Voltaire dan Montesque ketimbang hadis-hadis Rasulullah saw. dan pendapat para imam mazhab. Apakah ini salah Islam? Tentu tidak.


Islam nggak salah apa-apa. Bahkan Islam memberikan cahaya terang. Kitanyalah sebagai umatnya yang nggak mau mengenal Islam. Padahal, Islam udah disebarkan sejak lama oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Bahkan udah nyebar sampe ke negeri ini. Namun, Islam hanya sebatas agama dan dikenakan simbol-simbolnya saja. Sementara akidahnya masih bolong-bolong diyakini, syariatnya masih compang-camping nggak karuan.


Bukti nyatanya, banyak kok kaum muslimin yang rajin shalat dan rajin puasa, tapi akidahnya kedodoran karena banyak yang masih percaya dukun dan ilmu pengasihan untuk kelancaran hidupnya. Banyak pula kaum muslimin yang kemana-mana senang mengenakan simbol-simbol Islam yang mudah tampak seperti pake peci, sorban, berkerudung (bukan jilbab), mengenakan baju takwa (baju koko), juga ada yang sarungan., tapi pengamalan syariatnya memprihatinkan. Gimana nggak, simbol Islam dikenakan, tapi judi jalan terus, pacaran hot, bahkan remaja puteri yang mengenakan kerudung tapi ikut larut di arena konser musik, campur-baur dengan lawan jenis dan jejingkrakan sehingga tak ada bedanya dengan mereka yang umbar aurat. Duh, mengenaskan sekali nasib kaum muslimin ini. Islam hanya dijadikan sebagai ibadah ritual saja. Sementara pengamalan syariatnya, pengokohan akidahnya nyaris nggak bisa dipelajari karena kemalasan dari kaum muslimin itu sendiri. Musibah!


Yup, kalo gitu benar banget apa yang dikatakan Muhammad Abduh, "al-Islamu mahjubun bil muslimin - agama Islam terhalangi oleh kaum muslimin." Betul, cahaya dan keagungan Islam pudar oleh perbuatan umatnya sendiri. Umat Islam menjadi perusak citra Islam. Untuk kalangan seperti ini, bukan salah Islam sehingga menganggap Islam the untouchable, tapi justru merekalah yang tak mau disentuh dan tersentuh dengan nilai dan ajaran Islam. Setuju nggak sih?




Salah paham tentang Islam


Sobat muda muslim, ada lagi penyakit yang menerpa kaum muslimin saat ini, yakni salah paham terhadap ajaran Islam. Intinya, Islam nggak dipahami dengan benar dan baik oleh kaum muslimin. Mengapa ini bisa terjadi? Setidaknya ada tiga faktor. Pertama, kaum muslimin salah mengambil jalan hidup, bukan Islam yang diambil, tapi ideologi selain Islam. Mereka menganggap bahwa Islam tak bisa menjadi alat perjuangan, sehingga tak perlu dilibatkan mengatur kehidupan. Kedua, kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Ketiga, adanya upaya sistematis mengaburkan pema-haman Islam yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam melalui tokoh-tokoh yang berasal dari kaum muslimin hasil didikan musuh-musuh Islam. Lengkap sudah penderitaan kaum muslimin saat ini. Menyedihkan banget, Bro.


Faktor pertama yang memicu salah paham tentang Islam adalah karena kaum muslimin salah dalam mengambil jalan hidup. Halah, ini sih pastinya bukan cuma salah paham, tapi yang jelas udah salah jalan, karena salah mengambil sumber informasinya. Kayak orang mau bepergian ke suatu tempat, tapi peta jalannya salah. Hmm.. itu sih nyampe kagak, nyasar udah pasti. Tul nggak?


Beberapa bukti atas fakta ini adalah, banyaknya kaum muslimin yang memper-juangkan feminisme, demokrasi, sekularisme, kapitalisme, bahkan sosialisme dengan menganggap bahwa hal itu lebih relevan untuk saat ini. Waduh, celaka banget tuh. Sebab, sejatinya ide-ide itu bertentangan dengan Islam dan bahkan menentang Islam. Itu tahapan idenya. Akibatnya dalam tataran praktik, nggak sedikit kaum muslimin yang bangga menyan-dang istilah "Kiri" (baca: kaum sosialis) hingga akhirnya mereka berjuang di masyarakat dengan cara-cara seperti yang dilakukan kaum sosiali, Berarti ideologinya ya sosialisme-komunisme. Padahal dirinya muslim, lho. Kadang ada yang masih suka shalat juga. Tapi nggak konek antara pikir dan rasanya. Campur aduk antara Islam dan Sosialisme. Gawat!


Oya, nggak sedikit pula dari kaum muslimin yang merasa sudah menjadi manusia seutuhnya ketika memperjuangkan demokrasi dan HAM. Maka, seks bebas tumbuh subur, pergaulan bebas antara laki dan perempuan jadi tradisi, pengingakaran terhadap agama juga marak. Menyedihkan sekali bukan? Inilah buah dari salah mengambil informasi jalan hidup, karena menganggap Islam tak mampu menyelesaikan kehidupan hingga akhirnya memilih kapitalisme dan juga sosialisme. Hmm.. kasihan banget!


Sobat, untuk faktor kedua yang memungkinkan munculnya salah paham terhadap Islam adalah kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Setengah-setengah, gitu lho. Kasarnya sih, apa saja dari Islam yang menurutnya baik dan menyenangkan diambil, sementara yang bikin ribet bagi dirinya ditinggalin jauh-jauh. Ini namanya pilah-pilih sesuka nafsunya. Bukan atas pertimbangan akidah dan syariat Islam. Superkacau banget kan pemahamannya?


Shalat akan dilaksanakan kalo dengan shalat ia merasa tentram dan tenang. Jadi bukan atas pertimbangan hukum syara dan ketataan kepada Allah Swt. dalam melaksanakan shalat, tapi karena shalat membuat dia tenang. Itu sebabnya, ia akan mengambil ajaran Islam tentang shalat. Tapi jika menurut hawa nafsunya ajaran shalat itu bisa mengganggu aktivitasnya berbisnis, maka ia akan tinggalkan shalat itu. Karena menganggap waktu shalat itu mengganggu urusan penting yang dia kerjakan. Daripada memilih menghentikan sementara kepentingan bisnisnya untuk shalat, ia malah memilih kepentingan bisnis dan meninggalkan shalat.


Itu sebabnya, setengah-setengah dalam mempelajari Islam berdampak tidak utuhnya pemahaman tentang Islam. Tanggung, gitu lho. Bukan tak mungkin pula jika akhirnya marak bermunculannya para pelaku malpraktik dalam ajaran Islam. Hukum yang wajib dilakukan malah ditinggalkan, tapi yang sunah dikerjakan seolah menjadi kewajiban. Contohnya, banyak para wanita yang getol shalat sunnah tahajjud, tapi kalo keluar rumah rambutnya dibiarkan bebas tanpa ditutupi kerudung dan bagian tubuhnya dengan sukses dilihat orang lain karena tak menutup aurat dengan sempurna. Piye iki? Harusnya kan yang wajib dilakukan, yang sunnah juga dikerjakan semampunya. Inilah yang disebut malpraktik alias salah prosedur dalam menjalankan syariat Islam, Bro.


Nah, mengenai faktor ketiga yang sangat mungkin memicu terjadinya salah paham terhadap Islam adalah banyaknya cendekiawan muslim yang menyampaikan Islam dengan pemahaman yang keliru. Islam yang disampaikan itu sudah dimodifikasi terlebih dahulu, sesuai selera dan keinginan mereka yang dipesankan dari musuh-musuh Islam. Mungkin saja cendekiawan muslim yang menyebarkan pemahaman Islam yang keliru ini nggak nyadar kalo dirinya diperalat oleh musuh-musuh Islam, atau bisa saja mereka tahu bahwa yang disampaikannya itu keliru tapi karena demi jabatan atau harta berlimpah yang dijanjikan kalangan tertentu yang membenci Islam, akhirnya ya mereka lakukan juga tugas salahnya tersebut.


Ya, betul, bahkan ada cendekiawan muslim yang berusaha keras memperjuangkan sekularisme, getol mendakwahkan demokrasi, nggak lelah terus menyebarkan liberalisme dalam Islam. Apakah mereka ulama? Ya, jika dilihat dari keilmuannya sangat boleh jadi mereka ulama. Tapi seperti kata Rasulullah saw. ulama itu ada dua jenis: ulama yang benar dan baik, tapi juga ada ulama yang jahat dan buruk perbuatan maupun pemikirannya. Waspadalah terhadap tipe jenis ulama yang jahat ini.


Oya, apakah ini salah Islam? Nggak kok. Ini murni salah pelakunya. Entah tanpa disadarinya atau disadarinya dengan sangat. Sebab, yang jelas adalah kesalahan dari mereka yang menyebarkan Islam dengan informasi yang keliru. Akibatnya, tentu banyak kalangan awam dari kaum muslimin yang mengikuti apa yang disampaikan ulama jahat ini dengan alasan hal itu memenuhi selera liberalnya sebagai muslim yang nggak mau terikat ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa agama hanya urusan pribadi dan tentunya negara nggak boleh sama sekali menerapkan aturan negara berdasarkan aturan agama untuk ngurus rakyat. Ya, inilah sekularisme, sobat. Berbahaya!




Ayo bangga menjadi Muslim!


Jangan tuduhkan kesalahan kepada Islam, jika banyak kaum muslimin yang hidupnya setengah Islam dan setengah kufur. Itu karena dirinya telah mengambil ajaran Islam semata yang dia suka sembari mengambil jalan hidup lain untuk yang membuat dia juga merasa nyaman. Pilih-pilih sesuka selera hawa nafsunya. Ini bunglon namanya. Padahal, kalo beriman kepada Allah Swt. ya harus jelas dan sepenuhnya. Nggak boleh nyari aman. Allah Swt. udah ngingetin manusia dalam firmanNya (artinya):



وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآْخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ



"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (menjadi kafir kembali). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS al-Hajj [22]: 11)



So, kalo diri kita udah menjadi Muslim, berarti sepenuhnya kita sadar akan peran kita yang sesungguhnya, yakni bukan hanya sekadar melaksanakan ajaran Islam karena kita Muslim, tapi juga menjadi penjaga ajaran Islam dan bahkan menjadi pembela dan pejuang Islam. Itu lebih mantap deh! Sumpah!


Oya, jangan salahkan Islam kalo kita hanya mampu menjadi Muslim yang "apa adanya" karena menganggap Islam nggak bisa disentuh (untouchable) oleh dirinya. Sejatinya itu kesalahan kita karena nggak mau belajar Islam. Berarti kita yang justru nggak mau menyentuh dan disentuh oleh Islam. Padahal, kita wajib bangga menjadi Muslim, karena Islam yang kita peluk adalah agama yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Ok? Allahu'alam. [solihin: osolihin@gaulislam.com]

salam #053


Assalaamu'alaikum wr. wb.


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. dan hanya untuk Allah Swt. sajalah segala puja dan puji. Kepada Allah Swt. jualah kita menyerahkan segala urusan dan hanya kepadaNya saja kita menyembah dan meminta pertolongan. Buletin remaja gaulislam, pada pekan ini adalah genap satu tahun menemani kamu semua sejak pertama kali terbit tanggal 29 Oktober 2007. Nggak terasa ya? Setahun itu ternyata cepat banget. Buletin gaulislam ini pun alhamdulillah konsisten dalam terbit. Tak satu pekan pun terlewatkan, kecuali gaulislam mengisinya dengan artikel-artikel khas remaja yang oke punya. Semoga usia satu tahun ini menjadi berkah bagi semua.


Sobat muda muslim, dalam perjalanannya selama setahun ini, gaulislam cukup banyak mendapat pengalaman berharga. Di antaranya menjadi buletin remaja yang paling diburu untuk dibaca. Statistik di internet cukup memberikan gambaran bahwa artikel-artikel khas buletin gaulislam banyak diklik di website www.gaulislam.com. Alhamdulillah, semoga saja yang baca mendapat manfaat dan ilmu, dan bagi kita-kita di sini menjadi tabungan amal shalih. Edisi cetaknya alhamdulillah sudah menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Ini sebuah prestasi yang patut kami banggakan mengingat perjalanan buletin ini yang sempat terseok di awal penerbitannya. Ya, seperti kereta pertama kali jalan, lambat banget putaran rodanya, begitu mencapai jarak tertentu kecepatan bisa ditambah sesuai keinginan. Enjoy!



Salam,


Redaksi

animo #053

Assalamu'alaikum. PrTAmA bC GI, aKu meRaSA bc bulETin yG prnAH aKu bC jaMAn dulU, ykni STUDIA. Stlah bC pr pNUlisNYa aKu gA raGu lGi, mang BenAr dugAAnku. STUDIA beRUbah jd GI. Kok bruBah sich? Tp eMang nm GI jd Bgs.



Sisy, alumni SMA, Bogor [+628179063xxx]




'alaikumussalam Sisy. Waduh, bkn gnti nama, emang kita beda ama STUDIA. Cuma pnlisnya aja yang sama. :-)



Asslm. Wr.Wb. Salut untuk gaulislam edisi 050 ttg Primbon warisan jahiliyah. Bagus banget. Aku jadi ngerti tentang hukum haramnya percaya zodiak & primbon. Makasih ya.



Amelia, Jakarta [amelxxxxx@plasa.com]




Wswrwb Amelia. Alhamdulillah, semoga GI tetap ada manfaatnya bg siapa pun yang membacanya. Makasih ya.



Assalaamu'alaikum. Rdksi tlng aku donk. Aku ga dpt lg GI edisi cetak gara2 kakak2 pngajian eks-kul di skulku gak jualan lg GI, ktanya GI dilrang trbit. Pdhal, aku insaf stlh bc kamu. Guru2ku jg suka. Why? DIlrang sm siapa?



Irene, Ciracas, Jaktim [+628567643xxx]




'alaikumussalam Irene. Hmm.. kmi mndpat laporan yg sm bhw di bbrp t4 GI emang ada yg larang. Bbrp agen GI bhkn diinterogasi. Ini aneh. Kamu pasti tahu apa hukuman bg mrka yg melarang dakwah kan? Dosa bnget!



Asslm. Wrwb. Edisi Virginitas Remaja dan Laskar Remaja Islam keren abiz. Aku makin suka GI. Bravo GI!



Yuswandari, Bogor [+6285692563xxx]




'alaikumussalam Yuswandari. Ok deh, makasih banyak ya atas apresiasi kamu ke GI. Tetap semangat!

Kamis, 06 November 2008

Laskar Remaja Islam

gaulislamedisi 052/tahun I (20 Syawal 1429 H/20 Oktober 2008)




Akhir-akhir ini banyak orang yang lagi kesengsem ama film Laskar Pelangi. Berawal dari novel laris dengan judul yang sama karya Andrea Hirata, akhirnya diangkat ke layar bioskop oleh sutradara Riri Reza. Hasilnya, banyak orang yang senang dan terinspirasi ama film itu. Konon banyak politisi yang ikutan nonton juga terharu oleh adegan demi adegan pada film itu.


Film ini menceritakan perjuangan anak-anak sekolah di daerah yang tertinggal menggapai masa depan. Jangan bandingkan ama kota Jakarta yang hingar bingar en segala ada, bersekolah aja mereka kudu menghindari hadangan seekor buaya besar. Tapi karena ketekunannya, banyak di antara mereka yang menjadi orang sukses di masa depan.




Nggak manja


Mungkin banyak yang tersentuh oleh film itu, tapi berapa banyak nih remaja jadi nyadar, bahwa hidup itu emang perjuangan? Kejadian dalam novel itu bukan bohongan. Banyak teman kita yang berjuang untuk bisa sampai ke sekolah. Di satu harian nasional pernah dipampang foto seorang anak SD yang sedang berenang untuk tiba di sekolah. Ya, sekolahnya emang terhalangi oleh sungai besar. Untuk itu ia kudu berangkat pagi-pagi banget dan siap-siap berenang. Tas, sepatu, seragam sekolah, dan buku-buku pelajarannya dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak basah. Dan … byur! Ia pun berenang agar tiba di sekolah.


Saudara-saudara saya pun sering bercerita kalo dulu mereka harus jalan kaki 4-5 kilometer ke sekolah. Untuk itu mereka melewati perkebunan teh, karet, dan melintasi jembatan kereta api yang tingginya masya Allah! Kadangkala di tengah jembatan harus berpapasan dengan kereta api. Mereka pun menghindar ke bahu jembatan yang sengaja disiapkan oleh perusahaan kereta api, atau bergelantungan di bawah rel!


salam #052


Assalaamu'alaikum wr. wb.


Alhamdulillah, edisi 052 ini adalah edisi pekan ke 52, genap setahun buletin gaulislam menemani kamu semua tanpa absen sekalipun. Kalo kamu ada yang nggak kebagian edisi-edisi tertentu, langsung aja deh cari di www.gaulislam.com. Nggak seru dong kalo dapetin gaulislam cuma sepotong-sepotong. Semoga ada manfaatnya dan tentunya membuat kamu jadi tambah pinter dan gaul yang kepintaran dan gaulmu itu tetap dilandasi iman dan takwa kepada Allah Swt.


Bro en Sis, semoga Ramadhan kemarin menjadikan kita tambah takwa dan tambah mantap imannya kepada Allah Swt. Insya Allah iman dan takwa yang kita miliki menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Sebab, hanya dengan menjadikan iman kita tetap hidup, kita akan bisa menghadapi segala rintangan dalam kehidupan kita. Iman akan menjaga kita dari hawa nafsu untuk berbuat maksiat. Takwa akan membentuk sikap hati-hati dalam diri kita agar nggak terpeleset ke dalam jurang kehinaan dan dosa. Semoga, kita sanggup menjalani hari-hari ke depan dengan semangat hidup yang dilandasi iman dan takwa yang kualitas super. Amin.


Oya, semoga edisi 052 ini bisa kamu baca isinya, resapi pelajarannya, pahami nasihatnya, dan jadikan sebagai pengetahuan dan sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan. Sebab, Islam bukanlah agama yang melulu dijejali dengan teori. Tapi Islam sekaligus sebagai ajaran yang aplikatif, praktis, dan tentu menyelamatkan.



Salam,


Redaksi

animo #052

Assalamu'alaikum. GI, wah sru bgt yach, edisi ttg "Buktikn Klo Kmu Cnta Islam", bnr2 mnydrkan sy sbg wnita y6 mggnkan jlbab, asli, kren bgdz! Skses sllu wt GI.



Dara, MAN2 Bogor [+6285694568xxx]




'alaikumussalam Dara. Alhamdulillah. Mksh bnyk ya, krn kamu dah baca GI. Ttp 'stay tune' dengan GI ye!



Asslm. Wr.Wb. Sng deh bs dpt GI typ mnggu dr ka2k2 KREASI, pmbhsanny ga ngbsenin n up to date. Hm, adain rbrik curhat dunk! Tp khss mslh rmja. Thx.



Icha Almuslim, Bekasi [+6285697291xxx]




Wswrwb Icha. Makasih ya atas apresiasimu kpd GI. Usulmu qt 'godok' dulu ye. Biar mateng, gitu lho. Setuju?



Assalaamu'alaikum. GI kreN baNgedz. TeMA yG Obama g00d abiZ. SaLUt bWT GI. TrZ BRJuanG ya GI!



IpuNK
, YK
[+622746965xxx]




'alaikumussalam Ipunk. Alhamdulillah. Mksh bangedz jg bwt kamu ya Ipunk. Smga tema itu bs bikin kamu tambah semangat belajar utk nyari ilmu Islam. Oke? Enjoy!



Asslm. Wrwb. ya ampun GI Co_oL biz ui.... ampe2 klo q gk dksh ma wli kls q, q na ampe nagih. Su_3r bo,, KueRu3N Biz, em...em, bs gk dmuat tent partai skrang yang lg mrak2 na.Uia slm na dung wat nak2 {V_gRay 3.o} alias PGRI 30 JAKTIM.



Clara Yuaniar, Jaktim [xxxxxclara@rocketmail.com]




'alaikumussalam Clara. Waduh, kamu jg ikutan heboh neh. Kebawa "cool" juga dong gara2 bc GI. Usulmu qt tmpung dulu ye. Maaf lho. Ttp, semangat bela Islam!

Rabu, 05 November 2008

Virginitas Remaja

gaulislamedisi 051/tahun I (13 Syawal 1429 H/13 Oktober 2008)




Ngomongin virginitas remaja, bukan hanya dominasi kaum cewek. Kaum cowok juga kudu turut ambil bagian dalam masalah ini. Karena makna virgin bukan hanya 'kegadisan' saja, tapi juga mencakup 'keperjakaan'.


Virginitas sangat dekat hubungannya dengan melakukan hubungan seks. Menjaga virginitas berarti menjaga hubungan pergaulan dengan lawan jenis agar nggak kebablasan. Virgin nggaknya seseorang bukan hanya pada kondisi selaput dara saja, tapi sudah pada perilaku seksual dia yang menjurus.


Wah…kayaknya hot banget neh bahasan kita kali ini. Baca terus sampai tuntas, yuukkkk!




Virginitas, bukan tentang selaput 'gadis'


Virginitas bukan melulu pada utuh tidaknya selaput dara yang menunjukkan kegadisan seorang cewek. Tapi virginitas adalah kondisi mental dan akhlak seseorang dalam perilaku seksualnya. Jadi pihak cowok pun juga bisa dikatakan nggak virgin kalo ia sudah mulai berani melakukan seks bebas sebelum nikah.


Ada banyak kasus selaput dara robek karena aktivitas olahraga atau naik sepeda. Ada juga kasus gonta-ganti pasangan atau pacar tapi selaput dara masih utuh. Nah, di antara dua kasus itu manakah yang masih virgin dan suci?


Jelas yang pertama dong. Meskipun selaput dara sudah robek, tapi kasus pertama menunjukkan kesucian seorang gadis. Tentu saja dengan catatan selama dia bukan pengikut aliran gaul bebas loh yah. Sedangkan kasus kedua, biar kata dia kemana-mana membual suci hanya karena selaput dara utuh, itu juga masih sangat bisa dipertanyakan. Selama dia beraktivitas mendekati zina alias penggiat pacaran, maka kesucian dia hanya sebatas lip service semata. Omong kosong, Non!


Selasa, 04 November 2008

Eh, Primbon Itu Warisan Jahiliyah, Lho!

gaulislamedisi 050/tahun I (6 Syawal 1429 H/6 Oktober 2008)




Kamu yang doyan melototin layar kaca, kayaknya pernah deh nemuin iklan kayak gini: "Kamu kan lahirnya Selasa Kliwon. Tak cocok kerja di air. Harusnya berdagang." Terus nyaranin penonton untuk kirim SMS ke nomor tertentu.


Bro, memang lucu juga ya? Menentukan nasib lewat primbon. Sangat boleh jadi orang yang dalam adegan di iklan sebagai pekerja yang hubungannya dengan air itu justru sukses di tempat yang menurut primbon tidak cocok dengan tanggal lahirnya. Bisa aja pernyataannya jadi begini: "Kamu ini lahirnya Selasa Kliwon. Nggak cocok kerja yang berhubungan dengan air, kecuali jadi direktur PDAM…" Hehehe…


Ngomongin soal primbon memang lucu abis sekaligus nggak abis pikir. Waktu saya SD juga ada tuh buku tentang primbon, tafsir mimpi di rumah orang tua saya. Tapi sejak kecil saya selalu nggak percaya karena banyak yang bertolak-belakang dengan kenyataan dan suka mengada-ngada. Ngarang, gitu lho.


Misalnya, ada orang yang diramal nasibnya berdasarkan tanggal kelahiran. Ada juga yang diramal rejekinya dengan indikator banyaknya bersin di jam tertentu, ada juga ukuran untuk menentukan jodoh dari tahi lalat dan seabreg tanda lainnya yang aneh-aneh banget yang dihubungkan dengan kepribadian atau nasib seseorang.


Senin, 03 November 2008

Makin Takwa Setelah Ramadhan

gaulislamedisi 049/tahun I (29 Ramadhan 1429 H/29 September 2008)




Bro, hanya dalam hitungan jam dari sekarang, saat buletin kesayangan kamu ini diterbitkan pada 29 Ramadhan, kita akan meninggalkan Ramadhan dengan segala kenangan dan keindahan yang kita rasakan. Kalo umur bulan Ramadhan ini 29 hari, berarti insya Allah besok kita merayakan Idul Fithri (bertepatan dengan 30 September 2008). Tetapi kalo nggak terlihat hilal (bulan sabit sebagai penanda awal bulan baru), maka akan digenapkan menjadi 30 hari. Itu artinya insya Allah 1 Syawal 1429 H ini akan masuk pada hari Rabu. Itu bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 2008. Tentu saja kita bergembira karena Idul Fithri adalah satu dari dua hari raya umat Islam setelah Idul Adha. Kita berdoa kepada Allah Swt. semoga shaum kita selama Ramadhan ini diterima oleh Allah Ta'ala. Semoga kucuran nikmat, rahmat, dan ampunan dariNya berbuah pahala dan makin bikin kita tambah takwa kepadaNya. Amin.


Oya, sekadar tahu aja bahwa Idul Fithri adalah hari di mana kita kembali berbuka. Setelah selama sebulan penuh kita berpuasa (shaum) di bulan Ramadhan. Dari Abi Hurairah (ia berkata), sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. "Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan korban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan."


Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah (artinya): "(Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adha pada hari kamu menyembelih hewan." (Ibnu Majah, hadis no. 1660)


Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud (artinya): "Dan (Idul) Fithri kamu itu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka, sedangkan (Idul) Adha ialah pada hari kamu (semuanya) menyembelih hewan." (Abu Dawud, hadis no. 2324)


Aduh, jangankan kita berbuka seterusnya, sebab ketika berbuka setelah puasa seharian aja senengnya bukan main. Bahkan seneng banget meskipun hanya berbuka dengan seteguk air dan sebutir kurma (apalagi kalo ditambah seporsi nasi goreng lengkap dengan lauk dan daging, hehehe..). Jadi, kalo diminta berbuka selama 11 bulan itu namanya seneng banget. Maklum, shaum yang wajib kan hanya di bulan Ramadhan. Selain itu adalah shaum-shaum sunnah saja.


Oya, biar mantep ngadepin Idul Fithri ada beberapa yang perlu kita perhatikan. Di antaranya:




Jangan gila belanja


Hah, belanja ada gilanya ya? Iya, maksudnya kamu kayak orang kesetanan aja belanja untuk kebutuhan Idul Fithri. Mentang-mentang banyak uang hasil dikasih bonus dari ortu dan keluarga besar lainnya, atau karena dapat THR kalo kamu udah kerja, akhirnya kamu beli apa aja yang kamu suka dan pengen dipamerin saat Idul Fithri. Baju baru, sendal baru, kopiah baru, sarung baru, hape baru, pokoknya segala baru. Nggak hanya soal pakaian, tapi belanja makanan juga nyaris nggak terkontrol. Apa aja dibeli. Duh, meskipun hari raya dan boleh berbahagia, tapi tentu bukan dengan cara seperti itu kita merayakannya. Iya nggak sih?


Untuk sekadar ada makanan di rumah buat ngejamu tamu dan keluarga yang sowan ke rumah boleh-boleh aja. Asal jangan berlebihan dengan niat pengen ngebuktiin bahwa kita tuh dianggap mampu dan berpunya karena bisa beli barang dan makanan yang mahal harganya. Ya, kalo gitu jadi nggak ikhlas dong ya. Sayang banget tuh jadinya nggak dapat nilai pahala. Biasa saja lah. Jangan pengen ada poin di hadapan manusia, tapi yang utama adalah poin plus dari Allah Swt. karena kita ingin mendapat ridhoNya.


Bro, sebaiknya menjelang dan di hari Idul Fithri kita bisa empati kepada saudara-saudara kita yang kekurangan secara ekonomi. Mungkin kalo nggak bisa sepanjang hari selama setahun, momen Idul Fithri bisa kita pake untuk melakukan kebaikan-kebaikan itu. Di hari-hari biasa kita sibuk dengan urusan kita masing-masing, paling nggak saat Idul Fithri kita bisa silaturahim dengan kerabat dekat, dan bisa menjalin ukhuwah dengan kaum muslimin lainnya, mulai dari tetangga dekat sampai dengan kaum muslimin di tempat lain yang kita kenal tapi jarang komunikasi dengannya meski kita punya nomor kontaknya. Sekarang kan udah jamannya teknologi komunikasi yang canggih, kirim aja SMS atau telepon, bisa ngucapin selamat dan minta maaf. Ini insya Allah lebih bermakna ketimbang kita gila belanja atau menghamburkan uang untuk kebutuhan yang tak terlalu perlu.




Banyak berdoa dan berdzikir


Sobat muda muslim, Islam ngajarin kita untuk disunnahkan memperbanyak dzikir berupa takbir, tahmid, tasbih dan tahlil di malam Idul Fithri. Itu sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Ta'ala karena senantiasa mendapatkan berbagai nikmat, hingga bisa merayakan Idul Fithri dan berharap puasa kita diterima olehNya. Allah Swt. berfirman:



وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ



"…dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS al-Baqarah [2]: 185)


Allah Swt. juga menyampaikan firmanNya (artinya): "Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS al-Hasyr [59]: 23)


Dalam ayat lain, Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman:



فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا



"maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS an-Nashr [110]: 3)


Yup, betul banget kalo di malam Idul Fithri kita diminta untuk lebih banyak berdzikir dan berdoa. Mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sepanjang malam juga sepanjang hari di 1 Syawal tersebut. Ini untuk nunjukkin bahwa kita nggak ada apa-apanya di hadapan Allah Swt. Kalo saja nikmat sehat dicabut, kita bisa sakit. Nikmatnya makanan nggak bakalan terasa, bahkan kita berbaring tak berdaya, ada juga di antara kita sampai koma berhari-hari di rumah sakit. So, kalo kita masih bisa menghirup nafas kita dengan gratis tanpa bantuan alat, kalo kita masih diberi umur panjang hingga bisa merayakan Idul Fithri, itu artinya Allah Ta'ala sayang sama kita. Maka, sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan kepada kita, kita udah sepantasnya kalo memanjatkan doa tanda syukur dan senantiasa mengagungkan nama Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantisa bersyukur dan selalu mencari ridho Allah Swt. dalam kehidupan di dunia fana ini. Supaya ketika kembali kepadaNya kita sudah bisa berbangga dengan banyaknya amal shalih yang kita kerjakan sambil berharap rahmat Allah atas kita. Amin.




Perhatikan makanan dan minumanmu


Sobat muda muslim, meski pada Idul Fithri kita dibolehkan makan dan minum sambil bergembira-ria karena sudah selesai shaum full sebulan, tapi bukan berarti sepuasnya dan sesukanya dalam menggares (mengkonsumsi makanan-minuman). Tetep ada aturan mainnya dong. Jangan sampe berlebihan apalagi mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram. Pernah lho ada kejadian, pas lebaran ada juga sekelompok remaja muslim di kampung saya yang merayakannya dengan minum-minuman keras. Waduh, itu sih namanya berpesta dengan kemaksiatan. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan maksiat tersebut dan maksiat lainnya.


Kenapa perlu memperhatikan makan dan minuman yang bakal masuk ke tubuh kita saat Idul Fithri? Yup, sebab biasanya sih alat pencernaan kita 'merasa kaget', karena selama bulan Ramadhan tuh ritmenya teratur hanya 'bekerja berat' pada pagi dan sore hari saja. Tapi pas Idul Fithri bisa jadi malah nonstop seharian kerja berat mengolah makanan. Mau yang enak di lidah atau pahit di lidah, alat pencernaan kita nggak pernah pilih-pilih, tapi risiko ditanggung sendiri. Kalo sampe kejadian menwa alias mencret wae (baca: always mencret) itu bukan salah alat pencernaan kita, tapi salah kita karena masukkin benda-benda yang berpotensi bikin teler alat pencernaan kita. Opor ayam, ketupat, rendang, rujak kangkung, bakwan, ikan asin, sirup, soft drink, bir pletok (baca: bandrek), bajigur, en apa aja masuk. Nyaris sepanjang hari. Gimana nggak kolaps tuh usus dan lambung kita. So, jaga diri ya. Jangan sampe mentang-mentang dikasih kesempatan berbuka di hari raya, eh kita malah lupa diri. Ngumpanin mulut dan lidah kita dengan yang enak-enak tanpa memikirkan bagian pencernaan. Nggak seru banget kan kamu masuk rumah sakit gara-gara nggak ngontrol makanan dan minuman saat Idul Fithri?




Takwanya meningkat dong ya


Brur en Sis, Allah Swt. mewajibkan shaum (puasa) di bulan Ramadhan selama sebulan penuh targetnya adalah supaya kita menjadi orang-orang yang bertakwa. Tentu nggak semua orang bisa melakukannya, bahkan Allah Swt. pun hanya memerintahkan kepada orang-orang yang beriman saja. Itulah sebabnya kadang kita masih melihat banyak kaum muslimin yang masih tidak berpuasa di bulan Ramadhan padahal nggak ada udzur syar'i yang membolehkannya tidak berpuasa. Seorang muslim, yakni orang Islam, belum tentu beriman (mukmin) dengan penuh kepada Allah Swt. Tapi, seorang mukmin, insya Allah ia sudah sekaligus muslim. Semoga saja kita termasuk orang-orang yang bukan hanya sebagai muslim, tapi sekaligus mukmin. Sehingga perintah shaum Ramadhan kepada kaum mukminin ini berbuah takwa sebagaimana firmanNya:



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ



"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS al-Baqarah [2]: 183)


Betul sekali, sungguh nikmat banget kalo shaum kita membekas dalam perilaku kita. Membekas dalam ibadah kita, membekas dalam pengamalan syariat Allah dan RasulNya. Insya Allah kita menjadi jawara sejati setelah Idul Fihtri, makin takwa setelah Ramadhan. Itu artinya Ramadhan benar-benar sudah menjadi tempat penempaan diri untuk melatih kesabaran kita, rasa syukur kita, keimanan kita, dan keyakinan akan ampunan Allah Swt. jika kita mau bertobat atas segala dosa.


Selama bulan Ramadhan ini kita udah terbiasa hidup teratur dan memiliki rasa takut yang cukup tinggi kepada Allah Swt. Kita rela menahan untuk tidak makan dan minum di siang hari semata karena kita taat kepada Allah Swt. dan menjaga puasa kita agar tidak batal. Betapa kita rela mati-matian istiqamah dalam menjalankan perintah Allah ini. Subhanallah.


Siang dan malam hari jadi giat beribadah seolah hari esok maut menjemput kita. Semarak shalat tarawih berjamaah memberikan suasana kebersamaan yang tinggi, tilawah al-Quran bergema hebat dari mulut kita. Juz demi juz kita lalui dengan penuh semangat dan keikhlasan sehingga begitu Ramadhan selesai, al-Quran khatam dibaca. Semoga amalan kita diterima Allah Swt. Jerih payah beribadah siang dan malam semoga menambah nilai takwa kita di hari-hari ke depanya. Jangan sampe deh, ibadah yang rajin dan taat menjalankan perintah Allah Swt. hanya terjadi di bulan Ramadhan saja. Sayang banget.


Maka, agar kita tetap bisa menjalankan ibadah di luar Ramadhan dan makin kuat ketakwaan kita, nggak ada salahnya kita ciptakan suasana yang sama dengan saat Ramadhan. Agar kita senantiasa merasa dekat dengan Allah Swt. dan dihindarkan dari perbuatan dosa. Kamu pernah dengar kan lagunya Opick yang berjudul Tombo Ati? Isinya pasti kamu pada hapal deh. Yup, obat hati itu ada lima perkara. Pertama, membaca al-Quran (meresapi makna untuk mencerahkan akal dan jiwa). Kedua, shalat malam (agar bisa meraih disiplin orang-orang shalih). Ketiga, bergaul dengan orang-orang shalih (untuk mendapatkan ilmu dan nasihatnya). Keempat, shiyam, yakni puasa (agar lapar kita berbuah sadar). Kelima, dizkir malam (membiasakan dzikir di malam hari di saat banyak manusia terlelap dalam tidurnya).


Nah, semoga saja ini bisa membuat kita senantiasa menumbuhkan ketakwaan meski Ramadhan sudah berlalu meninggalkan kita. Artinya, ada hasilnya gitu lho. Shaum Ramadhan berbuah takwa, bukan cuma dapetin lapar dan haus doang.


Terakhir, ada hadis qudsiy yang oke banget untuk memotivasi agar kita senantiasa dekat dengan Allah untuk meraih takwa kepadaNya:



إِذَا تَقَرَّبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَ إِذاَ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا مِنْهُ باَعًا، وَ اِذَا أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً


"Jika seorang hamba mendekat kepadaKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta; jika ia mendekatiKu sehasta, aku akan mendekatinya sedepa; jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari" (Shahih Bukhari, XI/199)


Oke Bro, Ramadhan udah di akhir perjalanannya. Idul Fithri menjelang. Entah, harus bergembira atau bersedih. Sebab, di satu sisi kita bergembira dengan datangnya Idul Fithri, tapi kita juga pantas bersedih ketika hendak meninggalkan Ramadhan. Bulan yang telah 'mempermak' kita menjadi orang yang taat dan gemar beramal shalih demi meraih ridho Allah Swt. Khawatir kalo tahun depan kita nggak bertemu lagi dengan Ramadhan. Tapi, semoga kita bisa jumpa lagi dengan Ramadhan di tahun depan. Kalo pun nggak, semoga kita bisa reuni di surgaNya kelak.


Nah, saya dan seluruh kru Buletin Remaja gaulislam, yang selama hampir setahun ini menemani kamu semua berbagi ilmu dan mengenal Islam, mohon maaf lahir-bathin jika ada banyak salah dan selamat hari raya Idul Fithri 1429 H. Taqabalallahu minna wa minkum. Semoga kita kian bertakwa kepada Allah Swt. Amin. [solihin: osolihin@gaulislam.com]

Minggu, 02 November 2008

Orang Miskin Dilarang Hidup

gaulislamedisi 048/tahun I (22 Ramadhan 1429 H/22 September 2008)




Bro, kayaknya masih membekas deh dalam ingatan kita semua soal meninggalnya 21 orang saat antri ngambil jatah pembagian zakat oleh seorang pengusaha di Pasuruan pada pertengahan September 2008 lalu. Kalo ngeliat faktanya, zakat salah satunya emang harus diberikan kepada warga miskin. Kita miris banget euy, ngelihat di layar televisi ratusan orang berebut jatah zakat yang dibagikan. Minimnya pengamaman dan cara pembagiannya yang dipusatkan di satu tempat menjadi alasan utama peristiwa menyedihkan tersebut terjadi.


Sebelumnya, kita juga disuguhi pemandangan yang nggak kalah menyedihkannya. Ada banyak orang yang-karena kemiskinannya-harus melakukan perbuatan yang bisa membahayakan kesehatan orang lain. Kamu masih ingat juga kan? Yup, daging rusak hasil pengumpulan sisa makanan dari berbagai rumah makan. Parahnya, tuh makanan sisa ditaro bersisian bareng dengan kumpulan barang bekas lainnya. Boleh dibilang itu udah makanan sampah deh. Untuk mengelebui calon pembeli, daging itu digoreng sampe kering. Dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga yang murah. Pembelinya siapa? Warga miskin juga, Bro. Sedih banget.



Boys and gals, jumlah orang miskin di negeri ini emang cukup banyak. Nggak perlu data statistik yang dipake pun kita udah bisa ngelihat dengan jelas. Data statistik itu cuma ukuran-meski bisa juga berbohong dengan statistik-untuk menentukan berapa jumlah dan prosentasenya aja. Meningkat atau menurun digambarkan dalam bentuk jumlah dan persen. Supaya kelihatan dramatis, dibandingkanlah dengan data sebelumnya. Kalo berkurang jumlah orang miskinnya berarti ada peningkatan kesejahteraan. Kinerja pemerintah bisa dinilai baik ketika bisa mengurangi angka kemiskinan. Begitu juga sebaliknya. Intinya, data itu cuma alat ukur. Meski seringnya juga datanya salah yang mengakibatkan keliru juga mengambil keputusan.


Oya, Presiden SBY pernah menegaskan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan dari 17,7 persen pada 2006, menjadi 15,4 persen dari total jumlah penduduk Indonesia pada Maret 2008. Angka kemiskinan tahun 2008 ini merupakan yang terendah, baik besaran maupun prosentasenya, selama 10 tahun terakhir.


"Tren penurunan angka kemiskinan ini juga terjadi walaupun kita menggunakan kriteria angka kemiskinan Bank Dunia. Ini merupakan suatu kemajuan yang nyata dan patut kita syukuri," ungkap Presiden, saat menyampaikan pidato kenegaraan serta keterangan pemerintah tentang RAPBN 2009, di hadapan Sidang Paripurna DPR, di Jakarta, 15 Agustus 2008.


Benarkah menurun? Nyatanya nggak juga kok. Banyak pengamat ekonomi bilang data itu diambil sebelum kenaikan harga BBM akhir Mei 2008 lalu. "Pemerintah harus melihat kenyataannya lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya data yang ada kadang tidak sesuai fakta yang ada," ujar ekonom Indef Aviliani seperti yang dilansir okezone.com (15/08/2008).


Aviliani menambahkan, padahal saat pengambilan sampel untuk survei Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tersebut tidak mencerminkan dampak kenaikan harga BBM yang dilakukan pada akhir Mei 2008.


Oke, kita kayaknya udah tahu gimana memperlakukan data statistik. Kita bisa menunjukkan kepada siapa pun dengan angka statistik, tapi banyak juga orang menggunakan data statistik untuk berbohong demi kepentingan tertentu. Jadi kacau banget kan? Hehehe.. nggak usah ikut-ikutan bingung apalagi berdebat soal data statistik, karena jumlah orang miskin tetap banyak dan itu bisa kita lihat faktanya dengan mata telanjang. Nggak perlu pake data statistik segala. Iya nggak sih?




Nggak hidup layak


Brur en Sis, dalam kehidupan sehari-hari udah sangat jelas bahwa banyak orang yang nggak hidup layak. Di Jakarta, kolong jembatan layang bukan sebatas tempat berteduh di kala panas dan hujan, tapi sudah menjadi 'surga' untuk hidup di bawahnya, berkembang-biak, dan menyambung hidup di ganasnya belantara ibu kota. Kalo kamu pernah naik kendaraan menelusuri jalan tol menuju Bandara Soekarno-Hatta, di bawah jembatan layang itulah banyak dari saudara kita yang bermukim di sana. Gubuk-gubuk bertebaran dan berdesakan di bawah sana. Sementara nggak jauh dari situ, puluhan 'gubuk pencakar langit' (baca: apartemen) berdiri megah menampung ribuan orang yang bisa membeli atau menyewanya dengan harga mahal. Sebuah ironi. Tapi, itulah memang kenyataannya. Ini baru di satu tempat lho, belum tempat lain di sudut-sudut gelap Jakarta, Bro.


Untuk warga miskin di kota besar, jangankan kepikiran untuk ngomongin soal pendidikan bagi anak-anak mereka, untuk urusan dapur aja seringnya nggak mencukupi. Gimana nggak, kerja seharian banting-tulang dan peras-keringat, penghasilannya hanya berkisar di angka Rp 20 ribu ampe Rp 30 ribu. Malah ada yang di bawah banget, yakni nggak nyampe Rp 10 ribu sehari. So, wajar kalo ada di antara mereka yang berpikir 'kreatif' dengan menjual daging rusak dan nggak layak konsumsi. Siapa tahu bisa menyambung hidupnya yang empot-empotan. Kasihan memang.


Sobat muda muslim, boleh dibilang kemiskinan itu bikin segalanya jadi susah. Mau belajar susah kalo nggak punya duit banyak, karena pendidikan sekarang hanya bisa dibeli dengan duit yang nggak sedikit. Memangnya ada pendidikan gratis di jaman sekarang? Ada kok. Tapi kualitas dan fasilitasnya ya seadanya gitu. Lagipula jumlahnya nggak sebanyak sekolah yang harus bayar. Sehingga akses untuk mendapatkan pendidikan pun jadi terbatasi bagi warga miskin. Maka, wajar kalo kemudian ada penulis yang bikin buku: Orang Miskin Dilarang Sekolah sebagai bentuk satire alias sindiran kepada siapa pun terutama pemerintah.


Bagaimana dengan kesehatan? Hmm.. nggak jauh beda euy. Bagi warga miskin, kesehatan tak mudah untuk bisa mereka dapatkan begitu saja. Memang pemerintah melalui Departemen Sosial dan Departemen Kesehatan ngadain banyak program untuk memperhatikan warga miskin, khususnya di bidang kesehatan, tapi prosedur untuk ngedapetin surat keterangan miskin aja agar bisa berobat berbelit sampe akhirnya orang yang sakit jadi malas ngurus begituan. Hasilnya, ya pasrah aja sampe maut menjemput. Duh, sampe segitunya ya? Jadi bener nih orang miskin dilarang hidup?


Mungkin sebagian orang berpikir, daripada tinggal di kota besar tapi hidup nggak layak, pulang kampung saja. Hmm.. nggak semua orang bisa hidup enak di kampung halamannya. Justru banyak orang desa yang niat awalnya datang ke ibu kota adalah untuk mengadu nasib. Di desa udah nggak ada yang bisa dikerjakan, karena di desanya juga kemiskinan menderanya tak kunjung henti. Kalo di kota besar, paling nggak kalo mau rajin bisa dapet duit. Ngamen di bis atau di perempatan lampu merah, atau jadi pemulung barang-barang bekas yang bisa didaur-ulang, atau sebagian ada juga yang merasa harus mengeksploitasi cacat tubuhnya untuk memicu iba dari banyak orang demi ngumpulin rupiah. Banyak yang bisa dilakukan di kota besar. Mulai dari yang terpuji sampai yang tercela, dari yang baik sampe yang buruk, dari yang benar sampe yang salah. Bergantung kepada kualitas iman yang dimilikinya.




Kemiskinan struktural


Miskin, menurut Imam Syafi'i dan jumhur ulama, adalah "memiliki sesuatu (penghasilan/pendapatan) tapi tidak mencukupi (kebutuhan pokok)". Secara sunatullah kemiskinan telah muncul dalam kehidupan manusia. Allah Swt. emang meninggikan rizki sebagian manusia atas sebagian yang lain. Sebagaimana firman Allah Swt.:



اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ



"Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS al-Ankabuut [29]: 62)


Bro, secara faktual atau kenyataannya, Pak A.M. Saefudin, mantan Menpangan, pernah membagi kemiskinan sebagai kemiskinan alamiah (natural poverty) dan kemiskinan struktural (stuctural poverty). Yang pertama, terjadi karena misalnya cacat mental atau fisik, lahir dari dan dalam keadaan keluarga miskin dan faktor lain yang tak terduga (bencana alam, kebangkrutan dan lain-lain). Sedangkan kemiskinan struktural diciptakan oleh sistem, nilai dan perilaku bejat manusia.


Dalam masyarakat sekarang yang dibangun atas dasar kapitalisme-sekularisme, sangat mungkin terjadi yang namanya kemiskinan struktural. Kemiskinan buatan akibat diterapkannya kebijakan oleh pemerintah yang berakibat kepada kemiskinan massal untuk kalangan tertentu dan kekayaan massal untuk kalangan tertentu pula. Lihat deh, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Nggak imbang banget.


Akibat diterapkannya kebijakan kenaikan harga BBM pada akhir Mei 2008 lalu, kini jadi banyak warga miskin baru. Nggak perlu angka statistik yang rumit, karena faktanya bisa kita jumpai di sekitar kita. Silakan tajamkan mata untuk melihat kenyataan. Asahlah kepekaan telinga untuk mendengar jeritan tertahan warga miskin yang antre minyak tanah (meski kini udah semakin langka karena diganti gas elpiji-yang ternyata juga ikutan susah dicari karena belum terdistribusi semua dan produksinya belum cukup). Dampak ikutannya juga nggak kalah mencekik, maka kita saksikan bersama harga-harga sembako merayap naik secara mengejutkan karena ongkos kirim membengkak gara-gara harga BBM naik, ongkos transportasi juga ikutan melambung tinggi. Biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan lainnya yang merupakan bagian dari rangkaian akibat kebijakan tersebut akhirnya makin bikin parah keadaan. Yup, kita sengsara bersama kapitalisme.


Kita semua sadar dan tahu bahwa kemiskinan akan selalu ada dalam masyarakat apapun. Hanya saja masalahnya adalah, bagaimana upaya untuk menanggulangi dan memecahkan problem kemiskinan tersebut. Bila bicara tentang pengaturan dan pemecahan problem kemiskinan, maka hal ini jelas berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan oleh negara yang bersangkutan. Tak mustahil, kemiskinan yang sifatnya sudah sunatullah akan tetap langgeng karena negara membantu memperparah kemiskinan tersebut dengan sistem yang diterapkannya. Inilah yang berbahaya dan sangat mematikan kehidupan masyarakat.


Dalam sistem kapitalisme, para konglomerat (baik kelas kakap maupun kelas teri) dengan leluasa bisa mengendalikan sistem perekonomian. Penimbun misalnya, mereka bisa dengan bebas mengumpulkan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat, kemudian menunggu waktu yang pas untuk dilempar ke konsumen dengan harga yang melambung. Ironinya, negara masih percaya dan rela diinjak-injak di bawah telapak kaki para konglomerat. Nggak bisa apa-apa. Jelas ini akan membuat masyarakat menderita karena harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Hasilnya, kemiskinan alaminya udah ditambah dengan kemiskinan struktural yang membuat masyarakat semakin terpuruk.


Apa yang harus kita lakukan? Hmm.. nggak usah jauh-jauh nyari jalan keluar, Islam udah punya solusinya, kok. Tentu jika Islam diterapkan sebagai ideologi negara. Sistem Islam akan mengupayakan langkah-langkah dalam mensejahterakan rakyat. Pertama, mengharamkan penimbunan harta. Islam melarang siapapun yang menimbun harta. Ihtikâr (penimbunan) hukumnya haram. Sa'id bin al-Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah al-Adawi menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tidak akan melakukan penimbunan selain orang yang salah (al Khâthi`)" (HR Muslim)


Hal ini umum berlaku untuk semua barang termasuk makanan. Al-Asram meriwayatkan dari Abi Umamah dengan menyatakan: "Rasulullah saw. telah melarang penimbunan makanan."


Karena itu, tindak penimbunan ini merupakan suatu tindakan kriminal. Islam menetapkan hukumannya adalah ta'zîr. Artinya, bisa diambil salah satu atau kombinasi dari bentuk hukum Islam baik denda, cambuk, diasingkan, penjara, dipotong tangan, atau hukum Islam lain seperti hukuman mati. Sekalipun demikian, Abdurrahman al-Malikiy menyatakan hukuman bagi penimbun adalah hukum cambuk dan penjara tiga tahun (Nizham al 'Uqûbt, hlm. 191).


Kedua, memerintahkan agar harta beredar di seluruh anggota masyarakat, tidak hanya beredar di kalangan tertentu saja. Sebagai firman Allah Swt. (yang artinya): "supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu." (QS al-Hasyr [59]: 7)


Ketiga, pemerintah hendaklah mengeluarkan dana khusus untuk kebutuhan mendesak anggota masyarakatnya. Bisa diambil dari Baitul Maal (bukan Baitul Maal yang ada sekarang, itumah cuma nama doang), Baitul Maal di masa Khilafah Islamiyah (pemerintahan Islam) adalah "rumah harta" yang disuplai pemasukannya dari zakat, jizyah, dan pos pemasukan lainnya (lebih lengkap bisa dibaca dalam Kitab al-Amwal fi Daulah al-Khilafah, karya Syaikh Abdul Qadim Zallum). Cadangan harta yang ada di situ bisa digunakan untuk kepentingan dan kemaslahatan rakyat.


Keempat, menetapkan hukum waris, sebagai upaya untuk memecah dan membagikan harta kepada yang berhak atasnya. Kalo sekarang, orang malah rebutan harta waris. Yang seharusnya berhak kagak dapet, yang seharusnya nggak dapat malah ngambil paling banyak. Kacau banget kan?


Kelima, Islam melarang berlaku kikir dengan tidak menikmati dan memanfaatkan harta yang dimilikinya dalam batas-batas yang ditentukan syara'. Yup, dilarang bagi kaum muslimin untuk pelit bin kikir, dan tentu dianjurkan untuk berbagi dengan sesamanya. Dilarang pula kaum muslimin untuk membelanjakan hartanya di jalan yang maksiat atau menikmati kemaksiatan dengan hartanya.


Keenam, Islam menjadikan sebab-sebab pemilikan harta berdasarkan hukum syara', dengan beberapa cara. Dalam hal ini Islam akan melarang bentuk sistem ekonomi ribawi. Akan diatur tuh, dapetnya dari mana. Kalo hasil judi, hasil nyolong atau korupsi pasti akan dimintai pertanggungan-jawabnya dan hukuman siap menanti.


Insya Allah, dengan adanya aturan dan sanksi yang diterapkan Islam, nggak bakalan ada lagi orang miskin yang hidupnya nggak layak, apalagi dilarang hidup dengan dibiarkan mereka nyari selamat sendiri. Tapi inget lho, kapitalisme-sekularisme, yakni sistem kehidupan yang diterapkan oleh negara saat ini, sampe tuyul gondrong juga nggak bakalan bisa menyelesaikan masalah ini-termasuk masalah kehidupan lainnya. Cuma Islam yang bisa. Namun ada syaratnya, yakni Islam yang diterapkan dan dijadikan sebagai ideologi negara. Setuju kan? Harus dong ya. [solihin: osolihin@gaulislam.com]